Sabtu, 08 Oktober 2011

Catatanku Tentang “Selia”, Antalogi Puisi Karya Mahmud Jauhari Ali

oleh Fitri Yenti


Selia sebuah nama yang indah, dalam bayanganku awalnya adalah wujud seorang perempuan cantik, lembut dan bersahaja. Sebuah judul buku antalogi puisi karangan Mahmud Jauhari Ali (MJA). Seorang penyair muda yang begitu luas dan kaya akan kata-kata puitis yang mempesona.

Selia menjadi pilihan kata yang pas baginya untuk mewujudkan banyak objek dalam baik-bait puisinya. Dengan Selia ia berkomunikasi tentang banyak hal menarik dalam pengamatannya yang lahir sebagai puisi. Selia menjadi alam, menjadi kepedihan dan Selia adalah gambaran kenyataan yang dilukis dengan imajinasinya yang menerawang jauh. Kemudian menjatuhkannya dalam rangkaian kata-kata yang penuh makna filosofis yang cukup menyentuh. Bagi MJA selia juga kegamangan sekaligus harapan sebuah pencerahan akan kehidupan.

Sebagai penyair muda MJA telah membuktikan ia mampu mengukir karya. Dan menyentak pembaca dalam menelusuri imajinasinya yang medalam. Buku ini menjadi istimewa karena penulis memperkaya wawasan pembaca dengan beragam kata dari daerahnya (Banjar Masin) yang menjadi ciri khas dalam puisinya.

Berikut ini salah satu puisi dalam “Selia” yang saya suka :


Nyanyianmu Itu

gemericik nyanyianmu mengalun-ngalun

memekikkan sepenggalan pertiwi

kala gemerincing rebana asyik menuai derap langkah santai


sementara lampu-lampu pijar nyalanya redup

menyingkap lembar-lembar nyanyianmu

yang menyisakan potongan-potongan tragis

selama tahun-tahun bergaram


kau, di khatulistiwa, berbinar-binar tawamu

setelah nyanyianmu menenggelamkan rumah-rumah,

sawah-sawah,

dan memacetkan geliat hidup

nyanyianmu itu

adalah gemuruh yang masih berdengung

tiap kali berita tentang alam berkoar nyaring

sementara kau, bersembunyi di balik pintu tanpa sua


by Mahmud Jauhari Ali dalam Selia

***

Sebagai pembaca awam, yang mencintai puisi, bagi saya buku antalogi puisi MJA ini cukup bagus. Membantu saya untuk lebih berani bereksplorasi memainkan kata-kata. Berimajinasi dan lebih peka pada keadaan sekitar kita. Begitu banyak sumber inspirasi yang mampu ditelurkan dalam sebuah wujud karya yang nyata. Seperti MJA yang tak kehabisan kata mengalirkan syair dalam lirik-lirik puisinya. Semangat mudanya pantas untuk diapresiasi, dan semoga tertular pada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!