Sepotong malam yang kusampaikan padamu tak begitu punya arti
hanyalah selembar darah dialiri kesunyian yang memerah di sebuah cangkir
di gelas buram dinding tirai menyulam hati diselembar kata
tirai-tirai yang meluntur makna cahaya bertukar sepetak rasa menyakitkan
ketika kehilangan sebidang janji yang dtumbuhi rumput ilalang
kebisuan hati kehilangan pandangan, akankah ini terjadi, tak tahu jugalah.
senja kelabu aku merenung, kenapa hujan tak lebat padahal ingin mandi
biar sampai basah kuyup dan menggigil kedinginan, aku ingin menikmati
runcingnya setan-setan hujan, seperti apa pedihnya menguliti langit
aku tak berontak sedikit pun ingin kurasakan terbakarnya api
di matanya bersujud aku dibara hangat biarkan terpanggang
yang tak juga mematkan rasa.
tak pernah memikirkan diriku sendiri, aku bangga atas nama
yang tak pernah untuk apa berbuat lalu meminta balas jasa
tak juga bodoh diriku, tapi itulah yang ada seenaknya aku tersenyum
barangkali kali yang terakhir, terakhir sebelum terakhir.
Ah, ini bukan puisi, unek duri yang kudurikan ke matahagi.
(Maksud dan makna juga tak mengetahui secara detail, apa...terserah ja)
by Hamami Adaby
malam jam 19.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!