Catatan Kecil Dimas Arika Mihardja*)
“Hai, salam jumpa.”
Begitu salam dan sapaku, “haiku”, kepada Anda pencinta haiku.
Tahukah Anda awal tahun 2015 ada peristiwa budaya yang layak dicatat dan diberi
tempat? Peristiwa budaya itu terkait lahirnya Newhaiku—sebuah
grup facebook yang dimaksudkan memperkenalkan haiku versi Indonesia. Maksudnya?
Ya, haiku itu tergolong sajak pendek, padu, padat milik bangsa Jepang.
Dan Newhaiku yang dilahir-hadirkan oleh Kurniawan
Junaedhie (KJ) dan Esti Ismawati(EI)—sepasang mempelai sastra Indonesia yang
tiada mati ide dan kreativitasnya berusaha menawarkan haiku versi
Indonesia, Newhaiku.
Newhaiku,
haiku baru versi Indonesia ini diakui atau tidak merupakan upaya membumikan
haiku di persada nusantara sebagai satu alternatif pilihan di antara pilihan
lainnya: puisi 2koma7 (dua lariktujuh kata) grup yang
telah eksis lebih dulu, puisi PADMA 4444 yang dipandegani oleh
Imron Tohari, puisi Persagi, puisi Sonian,
dan lainnya. Kelahiran dan kehadiran genre puisi-puisi ini mengundang dan
mengandung kontroversial, pro dan kontra. Namun,grup-grup puisi ini tetap eksis
dan diminati banyak orang. Rupanya grup-grup puisi ini selain memberikan
tawaran alternatif berekspresi, juga mewadahi interaksi interpersonal di antara
anggotanya. Jika grup puisi 2koma7 telah menerbitkan 4 (empat) buku: “Puisi
2koma7Apresiasi dan Kolaborasi”, “Mendaras Cahaya”,” Nyanyian Kafilah”,
dan “Jalan Terjal Berliku Menuju-Mu” (semua diterbitkan oleh Bengkel
Publisher tahun 2014 dan 2015), kini grup Newhaiku dengan
motor Kurniawan Junaedhie dan Esti Ismawati menerbitkan buku ini: “Ayo
Menulis Newhaiku: Teori, Aplikasi, dan Apresiasi”.
Hai, sahabat haiku dan pencinta buku,
Saya diminta
memberikan apresiasi 100 Newhaiku karya KJ dan 100 Newhaiku karya EI. Saya
menawarkan judul apresiasi ini “Pesona Haiku: Dari Aforisma hingga Metafora”.
Apresiasi puisi, meminjam istilah S. Effendi merupakan kegiatan menggauli puisi
dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran
kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta puisi(2002:6). Apakah
saya sanggup “menggauli” 200 haiku karya KJ dan EI? Tentu saja saya tidak
sanggup, tetapi dalam “mengauli” puisi diperlukan juga teknik amandan nyaman,
yakni menangkap momentum puitik, hal-hal yang estetik, dan menggelitik. Hal terakhir,
“menggelitik” ini menjadi penting dalam apresiasi. Hal yang saya anggap
menggelitik itu ialah pesona haiku. Hal yang memesona haiku—terlebih newhaiku dalam
buku ini ialah persoalan aforisma dan metafora.
Dengan sederhana aforisma dapat diberi
pengertian sebagai ungkapan puitik, estetik, berisi pemikiran menggelitik yang
tampil secara kharismatik. Mungkin berupa ungkapan kearifan, kebijaksanaan,
pemikiran dan lebih jauh refleksi filosofis penyair. Hampir mirip dengan
aforisma, puisi pendek yang disebut newhaikuini ditandai
oleh berkelelebatnya pemakaian metafora. Metafora, dan variannya seperti
simile, sinekdoki, personifikasi dan ungkapan kias lainnya menjadikan puisi
memiliki daya tarik memantik rangsang tanggap pembaca.
Hai pencinta haiku dan newhaiku,
Yuk sama kita baca
newhaiku berikut ini. Saat membaca newhaiku, kita cermati perilaku puisi
seperti larik dan pertalian maknanya, makna lugas, pengimajian, pengiasan,
pelambangan, makna utuh, nada dan suasana,kemanisan bunyi dan makna ya? KJ
menulis newhaiku seperti ini, yuk kita nikmati percik
pesonanya :
AJAL
Di pundak kura
Kita beringsut maju
Sampailah ajal.
2015
Haiku “Ajal” dilihat dari perilakunya sungguh memesona, pelan
tetapi pasti semua makhluk menuju ajalnya dan perjalanan kubur itu, ajal itu
dibandingkan dengan kura-kura, sehingga newhaiku “Ajal” ini tidak membuat
pembaca ngeri, melainkan dapat menikmati dan menghikmatinya berdasarkan
pemahaman dan penghayatan. Makna lugas, makna kias, perlambangan, makna utuh,dan
nada serta suasana puisi ini melahirkan aforisma dan metafora memesona.
KAFILAH
Tak pernah letih
Arungi hari-hari
Seperti kafilah.
2015
Newhaiku “Kafilah” lebih menonjol makna lugas dan kurang
mengeksplorasi pengiasan, perlambangkan, akibatnya “pernyataannya” kurang
mengekspresikan perilaku puisi yang lazimnya menggunakan ungkapan tidak
langsung seperti newhaiku “Ajal”.Newhaiku “Berbatu” berikut ini menampilkan
perilaku puisi yang komplit: makna lugas,makna kias, makna utuhnya menampilkan
aforisma dan metafora memesona. Yuk sama kita baca:
BERBATU
Hawa dingin
Jalan berbatu
Antar aku ke rumah-Mu.
2015
Newhaiku “Berbatu” mengingatkan saya pada buku “Jalan Terjal dan
Berliku Menuju-Mu”—sebuah buku puisi 2,7 yang didedikasikan kepada penyair
Diani Noor Cahya yang mendharmabhaktikan hidupnya sebagai admin grup puisi 2koma7 hingga ajal memengekalkan cintanya. Jalan yang
ditempuh untuk memjukan sastra, memasyarakatkan puisi, memang penuh batu dan
berliku, tetapi jalan puisi itu insha Allah mengantarkannya kepada-Nya, amin.
Sebuah Newhaiku KJ yang mengajak memeras air mata haru
bertajuk “Ingat Ibu”. Yuk sama menangis haru membaca puisi ini:
INGAT IBU
Menghirup sunyi
Teringat ibu
Neteslah air mata.
2015
Newhaiku “Ingat
Ibu”merupakan representasi kerinduan, cinta, kasih sayang yang sakral dan tak
mengenal pamrih. Ketika seseorang disergap sunyi, sendiri, lalu teringat
padaibu nun jauh di sana, maka wajarlah air mata menetes haru penuh rindu dansendu.
Rupanya, newhaiku selain memesona dengan aforismanya, rima dan iramanya, juga
dapat tampil dengan kelugasannya seperti “Belajar pada Laut ”berikut:
BELAJAR PADA LAUT
Luas dan dalam
Terima baik buruk
Tetap legowo.
24.02.2015
KJ yang lugas, tidak ingin menceramahi, mendikte, otoriter dalam
mendidik dengan lugas ia nyatakan “terima baik buruk/Tetap legowo”. Makna
belajar pada lautialah terkait dengan luas dan dalamnya. Keluasan wawasan dan
kedalaman penghayatan keilmuan hingga pada akhirnya dapat menerima baik dan
buruk secaralegowo. Pada “Pagi Berbinar” KJ mengajak kita memasuki khasanah
ambiguitas dengan diksi yang segar dengan mengeksplorasi rima “ar”. Yuk kita
nikmati bersama:
PAGI BERBINAR
Pagi berbinar
Hati tergetar-getar
Merasa nanar.
23.02.2015
Newhaiku yang lebih mengekplorasi suasana hati tampil melalui “Bulan
Sabit”. Suasana hati itu menjadi karakteristik haiku seperti juga hadirnya
lanskap alam. Ayo sama kita nikmati:
BULAN SABIT2
Bulan yang sabit
Bikin hati merindu
Saat sendiri.
2015
BULAN SABIT3
Rembulan sabit
Kobarkan rasa rindu.
Nyala di mimpi
2015
BULAN SABIT4
Dibening kolam
Kita, dan bulan sabit
Pantulkan rasa damai.
2015
Filosofi “Dimana Bumi Dipijak Di sana Langit Dijunjung”
meronai newhaiku KJ berikut ini. Cermati metafora dan
aforisma yang memesona:
JALAN
Sudah menghilang
Bersama angin lalu
Jalan berpintu.
2015
KERING
Sudah terlanjur
Lewati persimpangan
Kering air mata.
2015
TAK SAMAR
Cinta yang kekal
Slalu berpendar-pendar
Tak pernah samar.
23.02.2015
MUSNAH
Kubilas kata
Rindu kusaring
Keraguan pun musnah.
20.02.2015
BERANI
Menatap langit
Cintai bumi
Hidup harus berani.
20.02.2015
Newhaiku yang ditulis
KJ rata-rata memesona oleh adanya aforisma dan metafora. Masuknya aforisma dan
metafora pada newhaiku merupakan upaya kreatif memberikan sentuhan estetis dan filosofis
dalam perkembangan seni puisi haiku. Itulah sebabnya lalu disebut newhaiku.
Haiku yang diberi ruh dan sentuhan baru. Bagaimana kreasi EI terkait newhaiku?
Berikut ini saya turunkan beberapa karyanya.
Newhaiku Esti Ismawati yang istimewa dapat kita baca,
di antaranya:
BERSEMBUNYI
di ufuk barat
cahaya gelap pekat
bulan sembunyi
28-02-15
Pada “Bersembunyi” EI mengeksplorasi menanisan bunyi “at” dan
mengeksekusi kesan perasaannya pada larik terakhir “bulan tersembunyi”. “Di
ufuk barat/ cahaya gelap pekat” Ini selain memiliki makna lugas juga bermakna
kias “Negara-negaraBarat” mengalami kegelapan syariat. Sebagai wanita penyair,
akademisi yang telah bergelar hajah, ia menyampaikan “Pesan” secara halus,
tersamar, danelegan: “tolong sampaikan/pada bunga flamboyant/jangan jatuh”.
Saat seseorang mendapat kedudukan, posisi, peran elegan, diberi pesan “jangan
jatuh”.
PESAN
tolong sampaikan
pada bunga flamboyan
jangan terjatuh
28-02-15
Pada puisi “Doa” EI mengorbankan bahasa demi tercukupinya jumlah
suku kata haiku yang berpola 5-7-5, akibatnya kata “selamat” ditulisnya dengan
sengaja “slamat” sebagai bentuk licentia poetica—kebebasan penyair menggunakan
bahasanya secarasadar. Saya selaku pembaca benar-benar dapat menangkap
keindahan cinta pada puisi “Indah” berikut:
INDAH
menyelam aku
ke dalam palung hati
indah cintamu
28-02-15
Pada “Singa Tua” saya teringat KJ. Newhaiku EI ini sepertinya
didedikasikan pada KJ yang dimetaforakan sebagai singa tua yang tak kenal
lelah, mengaum dalam sunyi,torehkan karya.
SINGA TUA
tak kenal lelah
mengaum dalam sunyi
torehkan karya....
28-02-15
Membaca newhaiku karya EI terasa “Damai” sebab ditulis secara
“Ikhlas”. Sama kita simakkedamaian dan keikhlasan itu.
DAMAI
hati tenteram
pikiran sejuk tenang
alam tafakur
Klaten, 20-02-15
IKHLAS
di unggun malam
sepotong senyum
hangatkan jiwa raga
Klaten,20-02-15
Hal yang menarik, seperti dilakukan oleh penyair sebelumnya
seperti Sapardi Djoko Damono, Darmanto Jatman, Linus Suryadi AG, EI memaswukkan
dunia pewayangan dalam newhaiku. Di “Kurusetra” seperti Mahabarata—merupakan
medan laga antara kebenaran, kejujuran, kebaikan, dan keserahanan, ambisi,
nafsu berkuasa.Ungkapan right or wrong my country, menjadi terkenal dari mulut
“Radeen Kumbukarno”—seorngraksanaa berjiwa kesatria yang gigih bela Negara.
Kita diperkenalkan dengan“Raden Puntadewa” raja Amarta yang dikenal berdarah
putih, jujur, dan tidak mauberbohong.
KURUSETRA
di medan laga
hitam putih berperang
demi martabat
Klaten,20-02-15
RADEN
KUMBAKARNO
semboyan hidup
'baik buruk negriku'
kan ku bela
Klaten,20-02-15
RADEN PUNTADEWA
tubuhnya putih
hati dan pikir bersih
langkahpun lurus
Klaten,20-02-15
Membaca newhaiku karya KJ dan EI ada beberapa catatan kecil
sebagai berikut. Pertama, makna lugas dipakai oleh KJ dan EI dalam newhaiku.
Makna lugas inilah yangpertama-tama dipahami oleh pembaca. Pembaca harus
memahami makna lugas ini untuk memahami makna utuh newhaiku. Kedua, penggunaan
kata kongkret dan khas serta penataan kata-kata itu dalam tiga larik newhaiku
sedemikian rupa sehingga menggugah timbulnya imaji disebut pengimajian atau
pencitraan. Ketiga,pengiasan dalam newhaiku merupakan penggunaan kata atau
ungkapan dalam sajak demikian rupa sehingga timbul makna kias yang dapat
memperkongkret,memperlengkap, mempercermaat, dan memperkhas imaji sesuatu yang
diungkapkan dalam sajak, yang hasilnya berupa aforisma atau metafora yang
memesona. Keempat, oleh karena newhaiku tergolong puisi pendek, padu, padat,
maka diperlukan perlambangan. Perlambangan adalah penggunaan kata atau ungkapan
dalam sajak sedemikian rupa sehingga timbul makna lambang yang dapat
memperkongkret, memperlengkap, mempercermat, dan memperkhas imaji sesustu yang
diungkapkan dalam sajak. Kelima, makna utuh newhaiku dapat dipahami, dihayati
dan diapresiasi apabila makna tersurat dantersirat memiliki hubungan yang
terjelma karwna adanya hubungan saling menentukan antara pengimajian,
pengiasan, dan pelambangan.
Haisobat newhaiku,
Makna keseluruhan sebuah sajak pada hakikatnya adalah sebuah
pengalaman penyair,pengalaman indra maupun pengalaman nalar, yang diungkapkan
dengan bahasa yang khas (dengan pengimajian, pengiasan, pelambanan) sehingga
pengalaman itu hadir utuh-menyeluruh pada sajak yang dapat ditangkap oleh
pembaca sebagai sesuatu yang kongkret, padat, dank has serta sugestif atau
menggugah nalar dan batin pembaca. Keseimbangan antara perasaan nikmat dan
perenungan perlu tetapterpelihara ketika kita membaca dan berusaha memahami
makna utuh sebuah newhaiku.
Sampai di sini, Anda telah secara aktif dan intensif berusaha
menyelami dan mengapresiasi newhaiku karya KJ dan EI untuk memahami makna
lugas, kias, lambang, sesuai dengan perilaku penampilan newhaiku. Newhaiku
dengan nada yangtersurat dan terang-terangan mengajari biasanya tidak bias
meyakinkan bahwa ajarannya itu benar. Newhaiku dengan nada tersirat dan tidak
mengajari pembaca dapat meyakinkan kita selaku pembaca. Kita selaku pembaca
tahu, pelambangan atau pengiasan yang tidak tepat dapat mengaburkan makna utuh
newhaiku, dan dapat menghilangkan kemaampuan nada dan suasana newhaiku mengugah
hati pembaca.Pengiasan atau pelambangan yang tepat dapat mengungkapkan makna
yang jelas dan menjelmakan nada serta suasana newhaikuyang menggugah hati
pembaca serta memesonanya. Terakhir, penggunaan kata-kata abstrak dan muluk
dalam newhaiku dapat menggagahkan nada dan suasana. Kegagahan biasanya tidak
meyakinkan pembaca, ridak menggugah atau memikat. Sebaliknya,pengunaan
kata-kata sederhana dan kongkret dalam newhaiku dapat mewajarkan nadadan
suasana. Kewajaran biasanya meyakinkan pembaca, mengugah dan
memikat.Newhaiku—seperti haiku asli Jepang sangat menonjolkan nada dan suasana.
SalamBudaya
Dimas Arika Mihardja
Penyair, akademisi,
pencinta budaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!