di rambutmu berenang dalam malam puaka
dari pengembaraan panjang berabad abad dalam suasana salam
dan tambur gendang yang bernyanyi “selamat datang”
hari ini di sini kau lukis jari jari angin sambil menunjuk dada sendiri “inilah aku”
lalu buih pedih mengalir ke hulu hati.
ketika kau menari di atas beku tubuhku yang membatu.
air mata jadi sungai darah
mengalir mencari lekuk-lekuk tubuhmu yang menggeliat berganti kulit. semakin sepi
lalu setiap risalah kau hapus dengan gelombang pasang dari pukat dan jala
yang menggigil kedinginan di angin malam
Tembilahan, 4 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!