Rabu, 31 Agustus 2011

Wasiat Eyang di Rumah Fitri

oleh Dimas Arika Mihardja


(rembulan serupa alis mata kekasih

bergantung di keluasan langit

hinggap di menara mesjid

kudengar derit lincak bambu tempat eyang duduk

kami satu demi satu merunduk, sungkem

mencium hakikat. lambat dan lamatlamat

eyang mulai berwasiat)


hidup itu tak sekadar merangkai huruf hidup dan huruf mati

menjumlah angkaangka di tanah mati

hidup ialah menghirup aroma wangi bunga

di pinggir telaga warna; menapaki jalan kesejatian

di kearifan filsafat, ilmu, dan seni berpenampilan


lupakan segala kepentingan dan luapkan gairah mencinta

jalan yang terbentang masih menderetkan tarian ilalang

kuaklah segala gerbang kebajikan, kenalilah segala arus

namun jangan hanyut terbawa satu arus

uruslah tanaman di kebun hatimu

sirami dengan cahaya doa


kuharap di keluasan jiwa tetap tertanam

dan berkembang pohon syukur yang berakar keridhaan

hendaklah selalu menjulurkan sulursulur ikhtiar

dan prasangka baik di jalur sunnah nabi dan Ilahi

senantiasa hanya melahirkan perenungan terdalam

dalam setiap hembusan nafas karya dan kekaryaan

Allah Maha Indah, kepada-Nya alamat berserah


aku lalu duduk merunduk di sebelah yessika

di meja terhidang belah ketupat dan sambal hati

piringpiring putih menengadah merindu kuah

aneka buah merekah indah; sebuah lukisan kaligrafi

melekat pada dinding dengan huruf yang menegas

yessika tersenyum lalu pelan melangkah

bersimpuh di kaki eyang erry amanda

pasrah merindu penuh gairah

di taman hatinya kuntumkuntum bunga

di beranda dadanya penuh cinta


kulihat eyang erry amanda

mengusap bening airmata dengan punggung tangan

berusaha keras menyembunyikan aksara rahasia

mungkin serupa doa purbani yang kelak akan lesat

dan lezat di peraduan keabadian surga

aku masih duduk, runduk

sebagai sebatang padi menahan bulirbulir isi


di rumah fitri 1432 hijriyah

terasa benar ada perbedaan

yang tak perlu diperdebatkan

nyata benar segala kehendak-Nya

memberikan tanda-tanda purnama

di hati penuh cinta


(seekor lebah madu hinggap di bunga yang rekah

sungguh tiada yang saling merugikan, saling memberi

dan menerima dalam keseimbangan, keserasian

dan keselarasan)


jambi, 30082011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!