Sabtu, 10 September 2011

Menara

di puncak kata-kata dapat terlihat

puisi terbit bagai sonar lautan

membujuk kapal-kapal menepi sayap layarnya

sinar lampu perahu berpuas menyusuri gelombang pantai

ikan-ikan sedang dibongkar dari drum-drum es nelayan


dari puncak malam dapat bulan melihat

para supir melaju leliuk deru jalanan

pohonan merimbun samar

rindu menyelimuti paruh usia

bercakap-cakap dengan spion dan klakson


semua ingin pulang ke puncak kepundan harapan

menemui sanak saudara bertautkan cinta kasih


himne-himne tak cukup merabai rindu di dada

dari puncak menara beku angin menusuk kulit

angan menyamar di awanan sore menjemput senja


rindu

semakin menyemut dari sini

orang-orang berkerumun di pasar ikan

menyemarakkan angkasa dari sini

di puncak menara memandang wajah bumi yang makin renta

setelah pendakian demi pendakian jati diri.


Medan-Indonesia, 28 Agustus 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!