Minggu, 23 Oktober 2011

Malam Mengambang, Muhrain


mengambang di atas pipi pantai Ulee Lheue

menjelma lampu-lampu navigasi

pembatas kapal-kapal tongkang ikan

sepanjang jalanan menuju pelabuhan

asap-asap tukang jagung mengempul

bercampur bau arang

ya

malam tampak begitu lunglai

mengambang tanpa angin

sendirian meninggalkan pesisir pasi

wajahnya muram durja

rindu termakan kata-kata senja

yang memperdaya syak wasangka


malam akhirnya sendirian berceceran

di seputar jajanan Pasar Aceh

mengembara dukanya sepi sendiri

pupus wajahnya sebab tiada seri

bulan yang dirindukan entah kemana?


hei tukang ranup menyumpah sumpal

bibirnya simpul memerah

duduk menemani malam dengan kepekuran

akibat sepi lengang dari pelanggan


amboi suara yang larut di atap mesjid Baiturrahman

halus menderai iringan pengembara kata-kata


malam semakin menghiba meminta

sejumput kisah diary mimpinya

bertamu di langit gemintang

hendak bersedia meminang bulan


bulan merunduk tersipu

awan menimbangnya berangkat

dari ketinggian Seulawah

semaput dihuyung leliku jalanan


maka tampaklah di puncak Banda

malam dan bulan bersulang

memekarkan segenap peristiwa sepi dan kerinduan

sempurna berkasih-kasihan

meleburkan segenap cinta semesta.


by Muhammad Rain

Pantai Ulee Lheue (Banda Aceh)-Indonesia, 21 Oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!