mengambang di atas pipi pantai Ulee Lheue
menjelma lampu-lampu navigasi
pembatas kapal-kapal tongkang ikan
sepanjang jalanan menuju pelabuhan
asap-asap tukang jagung mengempul
bercampur bau arang
ya
malam tampak begitu lunglai
mengambang tanpa angin
sendirian meninggalkan pesisir pasi
wajahnya muram durja
rindu termakan kata-kata senja
yang memperdaya syak wasangka
malam akhirnya sendirian berceceran
di seputar jajanan Pasar Aceh
mengembara dukanya sepi sendiri
pupus wajahnya sebab tiada seri
bulan yang dirindukan entah kemana?
hei tukang ranup menyumpah sumpal
bibirnya simpul memerah
duduk menemani malam dengan kepekuran
akibat sepi lengang dari pelanggan
amboi suara yang larut di atap mesjid Baiturrahman
halus menderai iringan pengembara kata-kata
malam semakin menghiba meminta
sejumput kisah diary mimpinya
bertamu di langit gemintang
hendak bersedia meminang bulan
bulan merunduk tersipu
awan menimbangnya berangkat
dari ketinggian Seulawah
semaput dihuyung leliku jalanan
maka tampaklah di puncak Banda
malam dan bulan bersulang
memekarkan segenap peristiwa sepi dan kerinduan
sempurna berkasih-kasihan
meleburkan segenap cinta semesta.
by Muhammad Rain
Pantai Ulee Lheue (Banda Aceh)-Indonesia, 21 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!