Minggu, 06 Mei 2012

Satu Peristiwa



Kemarin, perjalanan kita berakhir pada muara sepi

di mana, arus berputar menenggelamkan selaksa harapan mati


Kanakkanak pelangi seperti hendak turun menjemput

namun kabutkabut berjatuhan melilit jiwa nestapa bertaut

urunglah kelap rasa yang terkumpul esa

menjadi butirbutir peristiwa binasa


Jauh samar senja beringsut malam, hanya sepotong sabit menghuni selayang pandang,

“Menempel di netraku lekat, kemudian menari ballerina hanyut dalam lamunan pekat.”


Sungguh siasia hujan menitipkan air pada telaga

tak ada lagi kata mengalir dari lubuk yang bicara

dan tiada sentosa menghuni raga


salam,

by Laurentius Santawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!