berharap
yang lain bicara, tak ada suara
orang
lain di luar sana telah bicara dengan lapisan hutan daun rindang
belantara,
sementara
kita
di dalam raya kata raya aroma raya cuaca raya langit hijau warna
masih
saja, ya masih saja mencoba lepaskan gerah dan kering cahaya
hiruk-pikuk di gamang-gamang
lapisan subur berkubang jejak lubang,
lubang-lubang
sampai ke batas nganga, dan nganga itu telah pula
hadirkan
rupa-rupa wajah pendatang, sementara kita
melepas
jerat saja tak mampu di cercah gelak dan tawa, senyum kita terkunci,
terkunci
oleh kebodohan diri sendiri, tak tak tak, - tak
mampu menepis buta,
buta
bahwa kita masih dilena dalam kungkung dan buai morgana, morgana
dalam
sekap-sekap pendar cahaya
di
puncak pucuk daun kerontang kita lihat ujung monas yang tajam,
tajam
menghujam,
dan
kisah rimba raya, kisah hutan-hutan penuh misteri; lenyap tanpa cerita
kalimantan,
biarkan kami yang bicara
bicara
di antara debu dan degup jantung berpacu
berharap
yang lain bicara, tak ada suara, dan sungguh, tak ada suara
kalimantan,
biarkan kami yang bicara
bicara
dengan senyum terkunci
ketidak-adilan
itu tetap saja ada di sini
by Ali
Syamsudin Arsi
Banjarbaru, 14 Juli 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!