Rabu, 18 September 2013

KEMBALI KEPADA DAUN DI HUTAN

  
Anak-anak yang sedang melukis itu adalah bagian dari rimbunya daun-daun karena hanya di tangan mereka segala warna akan tercipta, biarkan anak-anak itu melukis segala macam bentuk; garis dan posisinya masing-masing, adakah yang mempertimbangkan lebih jauh bahwa anak-anak itu akan menuruti kehendak para orang tua mereka agar selalu memberi hijau, biru, atau bahkan kuning di lingkaran daun yang melengkung, atau ada warna merah luka di setiap goresannya, anak-anak yang selalu lucu walau pada bola mata mereka terkandung banyak rangkaian kata-kata, anak-anak yang sulit untuk di ajak tersenyum tetapi di keceriaan mereka tidaklah penting sebuah senyum sebab anak-anak itu lebih asyik dari semua orang tua mereka, anak-anak yang sedang melukis di arena lomba, kembali kepada daun di hutan, sebagian mereka membuka halaman warna dengan coretan kuat sambil tertawa dan merasa ada yang lucu pada daun ciptaannya, “Bentuk daun seperti ini sudah jarang kita temukan,” komentar seseorang yang melintas di bagian punggung anak-anak, mereka tak menghiraukan celoteh yang sulit mereka pahami, “Ada yang berbeda dari arena lomba ini, pertanyaan mendasarnya adalah mengapa mereka diwajibkan melukis daun di hutan karena hutan itu kini sangat sulit mereka temukan, mereka sudah begitu akrab dengan deru sepeda motor, mereka telah akrab dengan tayangan di semua layar berkaca dan bersinar tajam menusuk mata, mereka telah dikacaukan dengan lawakan-lawakan murah dan miskin budaya, mereka sudah biasa diarahkan kepada hal-hal yang beraroma pop dan ketenaran kosong hampa dan kaku, alasannya agar dapat dilihat oleh lebih banyak orang dan semacamnya, padahal anak-anak itu sedang melukis di sebuah arena lomba; melukiskan kembali kepada daun di hutan, hutan itu dahulu di sebut sebagai rimba raya, hutan belantara dengan segala macam misterinya dengan segala macam warna dengan segala macam garis dengan segala macam posisi,” senyap suara di antara hening suasana, hanya riuh bisik-bisik dari bibir orang-orang dewasa, akh, biarkan anak-anak itu melukis bentuk dan fungsi daun bagi hidup mereka


by Ali Syamsudin Arsi
Banjarbaru,  15 Juli 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!