Judul: Puasa dan Rasaku (antologi puisi tunggal)
Penulis: Taberi Lipani
ISBN: 978-602-7514-30-0
Pengantar: Tajuddin Noor Ganie, M.Pd.
Suasana batiniah selama Bulan Ramadan sama sekali berbeda dengan
suasana batiniah pada bulan-bulan sebelum dan sesudahnya. Kaum muslim menjadi
lebih berhati-hati bicara, berbuat, bertindak, dan berperilaku: lebih santun,
lebih ramah, dan lebih dermawan kepada fakir miskin (tidak berani lagi
menghardik mereka, sebaliknya malah semakin telaten mengayomi dengan memberi
mereka sedekah atau zakat harta).
Atmosfer Ramadan yang demikian itu rupanya mampu membuat suasana hati Taberi Lipani menjadi lebih sensitif dalam menangkap inspirasi-inspirasi relegius yang berseliweran di sekitarnya. Tidak hanya itu, inspirasi dimaksud bisa langsung diolah menjadi sebuah puisi religius yang menggetarkan hatinya dan hati siapa saja yang peka terhadap pesan-pesan religius.
Atmosfer Ramadan yang demikian itu rupanya mampu membuat suasana hati Taberi Lipani menjadi lebih sensitif dalam menangkap inspirasi-inspirasi relegius yang berseliweran di sekitarnya. Tidak hanya itu, inspirasi dimaksud bisa langsung diolah menjadi sebuah puisi religius yang menggetarkan hatinya dan hati siapa saja yang peka terhadap pesan-pesan religius.
Bulan
Ramadan 1434 H menjadi hari-hari yang membahagiakan bagi Taberi Lipani. Setiap
hari ada saja momen-momen puitik yang datang berserah diri membawa inspirasi
kepadanya. Inspirasi itulah yang kemudian diolah dengan kemampuan kreatif yang
dimilikinya. Hasilnya adalah sejumlah puisi religius yang menggetarkan hati. Selain
panen pahala puasa, Taberi Lipani juga panen puisi. Maklumlah, sambil berpuasa
ia juga berpuisi. Puisi-puisi itulah yang dibagikannya kepada kita melalui
antologi puisinya ini. Selamat membaca. Insya Allah bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!