Sabtu, 17 September 2011

Menanti Senyum Rembulan


kitapun lupa menghitung angka pada dagu rembulan itu

hanya sebias tanda yang tak mampu memisah ingat

kenang demi kenang telah disembunyikan oleh waktu

dalam lipatan berbungkus sampul duka rinai air mata


menanti senyum rembulan yang menepi pagi gigil

kau bergelayut manja dipundak sunyi malam

seakan tanganmu ingin menopang langit dan angka waktu

agar kita tetap berlama mengeja samar cinta pada kedipan


akulah lelaki yang menanti senyum rembulan

tak bergeming sampai pagi menyimpul siul embun


Adrian Kelana

Jakarta 13-08-2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!