kitapun lupa menghitung angka pada dagu rembulan itu
hanya sebias tanda yang tak mampu memisah ingat
kenang demi kenang telah disembunyikan oleh waktu
dalam lipatan berbungkus sampul duka rinai air mata
menanti senyum rembulan yang menepi pagi gigil
kau bergelayut manja dipundak sunyi malam
seakan tanganmu ingin menopang langit dan angka waktu
agar kita tetap berlama mengeja samar cinta pada kedipan
akulah lelaki yang menanti senyum rembulan
tak bergeming sampai pagi menyimpul siul embun
Adrian Kelana
Jakarta 13-08-2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!