LAGU PUISI
engkau melagukan senja di batas kota
dan aku memilih senja di batas kata
kaulagukan warna rindumu
dan kukatakan rupa kangenku
kau melagu di atas panggung
dan aku menulis puisi di atas punggung
: mas heru, mas cunong, mas remy silado
silakan lho dinikmati lagu puisi ini.
2011
SRIPADUKO MAHARAJO NOTONEGORO
tahukah, susilo bambang yudhoyono
diberi gelar adat masyarakat jambi?
tauk ah, untuk apa gelar dan sebutan itu
apakah agar menjadi melayu (lari?)
pepatah mengatakan takkan lari guning dikejar
lha kenapa sampeyan lari ke sana ke mari?
2011
MENGGALI HARTA KARUN
tahukah di bawah situs candi muaro jambi tertanam harta karun?
lalu orang-orang berduyun memanggul cangkul, skop, linggis
menatah batu dan menggali tanah; beberapa temuan memang mengejutkan
sebuah patung kepala budha menyumbul "amitaba", begitu ia menyapa
di beberapa bagian lalu menyusul menyumbul kepala naga
"haiya, olang-olang (baca: orang-orang) kok selakah (baca:serakah)?"
anak-anak berseragam sekolah berdiri berbaris memegang bendera merah putih
rombongan presiden pun melintas menuju situs candi, senyum,
melambaikan tangan lalu sibuk bersalaman dengan penjaga museum
"benarkah di sini terpendam harta karun?" tanya presiden berbisik
kepala museum yang bermuka culun pun tersenum masam
"bapaklah harta karun dengan gelar Sripaduko Maharajo Notonegoro"
presiden pun senyum di kulum
2011
SETELAH HURUHARA, BUNGA ITU CINTAKU
setelah huruhara, bunga itu cintaku tetap menebarkan
wangi-nya. kita hirup lembut aura warna jingga yang singgah
saat senja. di beranda ini tumbuh menyemak semerbak bunga
merah merekah indah. biru merindu cumbu. kuning mengerling jemari
kasih sayang. putih membagi kasih. bunga itu
tumbuh juga di taman hati. mengorak kelopak
gelegak sajak. helaihelai belaian jemari tangantangan kasih
tak letih meneteskan embun pada hijau daun. bunga itu
kasihku, mengabadikan rasa terdalam
di kedalaman genggam
Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
KENDURI AIRMATA
ini airmata bunda. silakan diminum saat dahaga, o, anak lanang
yang melupa pulang. dahagamu menggenangi jalan
dan tumpah di senayan. ini airmata terus saja mengalir tapi tak mampu menyetir dan menyihir
pola pikirmu. seperti spiral, pikiranmu berputarputar di sekitar pusar. engkau
seperti pasar yang menjajakan makanan instan.
ini airmata bunda. perasan segala perasaan duka. o, anak perawan
yang merenda masa depan. kenapa engkau selalu saja berbincang tentang lelaki
penungang kuda yang akan menjemputmu ke istana? istana dihuni oleh orangorang
yang suka bergoyang. di istana mereka merayakan resepsi dan kenduri, purapura
bertanggung jawab kasus century.
ini airmata bunda. santaplah
kala kalian kehausan!
Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
RANJANG IBU
: balai sidang senayan
ranjang ibu semakin memanjang dan mengejang, anak pertama, nurani,
sibuk dengan teori bagaimana menghilangkan nyeri sendi dan sprei. anak
kedua, orasi, sibuk menebar janji di atas panjipanji partai yang merantai tangan ibu. anak
ketiga, operasi, setiap hari hanya memikirkan kencan di hotel mewah
untuk rapat kemudian merapat. anak keempat, koperasi, ngenes dan hampir mati
lantaran tak kuasa menyediakan pangan. anak kelima, pengelana, entah
merambah hutan atau lembah yang mana. ibu menjadi kejang-kejang
dan encoknya kambuh. anak-anak ibu sungguh tidak tahu cara terbaik
memanjakannya atau sekadar memanjatkan doa. wajah ibu adalah ranjang kusam
dan berantakan lantaran anak-anaknya bermain petak umpet di atasnya. anakanak ibu lasak
dan suka ribut, sehingga sprei itu semakin kusut. o, bapa angkasa
ibu pertiwi,
tragedi apalagi yang akan terjadi?
Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
(balai sidang senayan adalah ranjang ibu)
SILSILAH TANAH MERAH
(situs candi muaro jambi)
kususun batubatu merah: darah
ya, darah melayu kuno
netes seluas situs candi muaro jambi
kususu dan kuserap relief tapak kaki: garis keturunan
ya, garis keturunan pradnyaparamitha
hingga batari durga
tersususunlah silsilah : darah
ya, darah melayu netes ke dalam sajak
membiak sepanjang jejak
peradaban
sebab melayu takkan hilang di bumi
takkan lenyap di sepanjang abad
bengkel puisi swadaya mandiri
SAJAK KATAKATA
kata kerja “mencari”
katakata benda “tahta”, “mahkota”, “wanita”
kstsksts punya sifat dan tabiat seperti kata “berbunga”
yang memenjara makna
“di manakah” dan “ke manakah” penyair
mencari tempat paling teduh bagi gelisah yang buncah?
penyair menginginkan kata ganti “ini” atau “itu”
dalam sajaknya
dan senantiasa memburu katakata
hingga terluka
Jambi, 2008
TANAH PILIH PSEKO BERTUAH
telah kupilih sebidang lahan garapan
tanah pilih pseko bertuah
tempat tumbuh segala harapan
ruang anakanak belajar mengaji—mengkaji ilmu sejati
memahami prasasti
memaknai alam tradisi:
adat bersendi syara’, syara’ bersendi kitabullah
kupilih sebidang lahan harapan
tanah pilih pseko bertuah
tempat ilalang tumbuh
bergoyang pagi hingga petang
tempat tanah tumpah gairah
kupilih sebidang lahan harapan
tanah pilih pseko bertuah
tempat puisi tumbuh di tengah polusi
tempat nyaman bagi kuburan masa depan
bengkel puisi swadaya mandiri
PERI YANG PERIH
Seorang peri sedang demam influenza berat. Ia terkapar di atas ranjang
meminta dikisahkan kisah-kasih binatang. Kisah dimulai di kebun binatang
Ada sepasang kekasih terpikat melihat seekor ular melilit sebatang dahan
Si wanita berpikir persis penggalan puisi Sapardi Djoko Damono:
"alangkah indahnya kulit ular itu untuk tas dan sepatu."
Lelaki itu seakan bisa membaca pikiran kekasihnya, lalu bergegas menarik tangan kekasihnya meninggalkan tempat terkutuk itu. Lelaki itu kembali teringat dongengan tentang ular yang mlilit sebatang pohon dan merayu Hawa untuk memakan buah terlarang itu.
Peri itu kian merasa pedih.
Mei 2011
DIALOG SEPASANG GORILLA
Sepasang gorila bercengkerama di dalam kerangkeng
Mereka membicarakan sepasang remaja yang berkasih-kasihan di depan kandang
"Aku malu," kata gorilla lelaki pada pasangannya
"Kenapa besar kemaluanmu, kanda?"
Gorila jantan tersenyum, lalu menjawab
"Lihatlah remaja masa kini, duduk ngangkang sembarangan, tidak pakai celana dalam lagi."
Gorila betina itu lalu uring-uringan "Dasar gorilla mata keranjang
sukanya memandang sesuatu yang bukan miliknya. Aku malu kanda."
Agustus, 2011
CANDA BUAYA (BUKAN JANDA)
Sepasang buaya asyik bercanda di dekat kolam
Mereka terusik oleh ulah manusia yang berpura-pura manja
merajuk, meneteskan air mata hanya untuk mendapatkan perhatian berlebih.
Kata buaya betina, "Aku letih!"
Buaya jantan lalu bertanya, "Kenapa sayangku, kenapa letih?"
dan dijawab buaya betina, "Lihatlah, kelakuan wanita muda itu
Pura-pura menangis dan meminta dibuatkan tas dan sepatu dari kulit buaya".
April 2011
DIA AMAT MURKA
Pukul 20.51 WIB
Dia Amat Murka.
Setelah lelah ibadah, lidah terasa terbelah.
Engkau pun duduk lungkrah. Muntah-muntah.
"Ah, sepertinya aku hamil muda, tetapi siapakah bapak biologisnya?"
Tentu saja Dia Amat Murka.
DIARY AMBANG MALAM
Pukul 20:57 WIB
Pada lembar terakhir diary kutulis selarik puisi:
pada bayang malam kumenemu pualam
di cahaya mata itu lalu kutulis pada Diary Ambang Malam.
Berkali-kali kukatakan, "diamlah, damai akan bersemi"
Aku diam. Engkau diam. Diam-diam kita saling pandang
dan rasa damai pun bersemi.
DIORAMA ANGIN MAMIRI
Sebuah tembang menyusup dada di ambang petang:
"Angin Mamiri kupasang..."
Lalu kembali aku terkenang saat perahu phinisi
melancar di atas riak dan ombak
Masih jelas terdengar suaramu serak :
" Abang, lautan akan mengasuhmu sepenuh gelombang
Jangan lupa daratan ya abang..."
Kini, saat sendiri
kembali kupandangi Diorama Angin Mamiri
lengkap dengan ilustrasi kapal phinisi.
April 2011
DARI DOR SAMPAI TERROR
Anak-anak di kelas itu ditugasi oleh gurunya untuk mengumpulkan kata yang bersuku kata "or"
Kata-kata itu lalu disusun dalam untaian kalimat sederhana yang dideretkan dan ditulis di papan tulis dari atas ke bawah.
Inilah kalimat yang ditulis oleh para siswa:
dor seorang penjahat menembakkan senjata rakitan
ledakan itu tidak jauh dari sumur bor
getarannya membuat genteng rumah bocor
orang-orang berlarian hanya mengenakan kolor yang kotor
hei, siapa yang teriak berantas koruptor?
daripada error, lebih enak makan mie celor
setelah kenyang biasanya orang-orang lantas molor
remaja hilir mudik mengendarai motor
buruh harian sering menerima honor di hari sabtu
kontraktor kerjanya hilir-mudik seperti traktor
tahukah tempat motivator kesohor?
sssst, di negeri ini amat banyak terror
April 2011
GENANG KENANGAN
GARIS HIDUPKU semula serupa lukisan abstrak, lalu naturalis, realis
dan kini lebih mengarah ke surealis. Semua garis hidupku tampak memanjang
dari sebuah kelahiran di ranjang rumah sakit umum yang layanannya tak pernah sempurna
lalu garis itu memanjang ke tengah nuansa alam, menerobos hiruk-pikuk kota besar
menyeberang lautan, dan kemudian melingkar-putar kembali ke haribaan Ilahi.
Tentu kalian tahu semua itu terbaca pada jejak kakiku
Ingatlah, kenangan bagaimana kita bersua dengan aneka suara dan rupa
Saat itu menjelang fajar ketika mentari masih malu-malu mengintip genit dibalik awan
masih tersisa senyuman rembulan seolah menggoda dengan pendaran cahayanya.
Aku merebahkan tubuh setelah letih bergumul dengan mimpi yang selalu sama
Angin sejuk dari kipas angin di ujung ranjang menyelinap di antara jemari kakiku
tidak mampu menyejukkan panasnya hati ketika tiba-tiba potongan peristiwa itu
terlintas begitu saja di sudut kenanganku.
April, 2011
KATAKAN DENGAN BUNGA
Aku duduk di beranda. Saat itu kulihat matamu
mengerjap serupa matahari di bibir cakrawala. Ada binar keharuan
Ada rindu kebiru-biruan.
Saat itu engkau duduk di sandaran sofa
Di tanganmu yang terbuka sebuah buku puisi "Romantika Senja"
Bibirmu sedikit tergetar saat baris-baris puitis menyergap:
katakan dengan bunga pada insaninsan melupa
sapa dan sapu debu di setiap lubang porinya..."
Mei, 2011
BUTIR MUTIARA
Pikiranku lalu menerawang berusaha keras memahami butir-butir mutiara
yang berkilau dan teruntai menjadi kata-kata yang membuatnya terpesona:
"hakikat hidup berawal dari lubang dan kelak kembalike liang".
Ya, sesederhana itukah hidup? Bukankah urusan hidup itu penuh karut-marut
dan keruwetan masalah? Sering datang satu masalah, belum selesai, telah disusul
masalah lain yang meminta diselesaikan?
Bukankah persoalan kehidupan manusia itu sangat rumit?
Terkadang manusia terhimpit oleh berbagai persoalan?
Benarkah hakikat hidup itu berawal dari lubang dan pada akhirnya kembali ke liang?
Di dalam diri manusia hakikatnya ada sembilan lubang yang harus dan nyata-nyata dipelihara. Pernahkah kalian menghitung sembilan lubang yang terdapat dan melekat dalam tubuh manusia? Urusan hidup ialah urusan memenuhi lubang-lubang itu: satu lubang pada mulut, dua lubang pada mata, dua lubang pada hidung, dua lubang pada telinga, satu lubang pada kemaluan, satu lubang pada anus.
Mei, 2011
JERAT MASA SILAM
Aku harus meyakini bahwa aku harus mampu keluar dari jerat masa silam
bayang itu harus menjadi visual yang tak perlu aku genggam terus
biar langkah ke depan benar-benar bercahaya tanpa gerhana
tanpa siluet yang menjadikan aku kian terbenam dalam kubang nestapa
yang tak terperikan.
Dan aku harus memulainya dari sekarang
genang kenangan itu biarlah menjadi muara akhir dari sepenggal perjalanan
Aku harus lebih kuat dari seluruh peristiwa, karena hakikatnya, hidup adalah perjalanan panjang yang hanya dapat ditaklukkan dengan kekuatan jiwa yang utuh.
2011
KORUPTOR SENI
Aku rintis jalan lain dengan membangun sanggar seni
yang kuberi nama Galery Art Painting And Shop (PAPAS)
Aku berhasil mengoleksi dan menghimpun aneka ragam karya seni
dari seniman dunia, merasa bangga memiliki cita rasa tinggi
selalu senang hati saat diminta untuk memberikan sambutan
pembukaan pameran seni atau bazaar seni
Selalu menebarkan senyum bagi pemburu koleksi karya seni
Tetapi, hiks, sesungguhnya aku merasa kesepian
yang amat sangat. Kesepian yang menggelisahkan
batinku. Aku ingin berkarya, menghasilkan apa saja.
Tetapi aku tidak bisa. Suatu ketika, kedua tangan ini diborgol
dan akhirnya aku benar-benar hidup dalam penjara yang gelap.
Mei, 2011
DRAKULA BERCULA DUA
Engkau membuka baju dan dia membuka pintu
Sehabis menghabisi santap puasa, engkau membuka
siapa dirimu sebenarnya: drakula bercula dua.
Aagustus, 2011
BLEWAH PUN REKAH
Blewah itu setelah dibelah tampil merekah
Engkau yang seharian menahan haus dan lapar langsung menyambar
Belakangan baru diketahui bahwa blewah yang kautelan
bersama dengan pisau kecil itu mengakhiri segalanya
Tamat riwayatnya.
Agustus, 2011
SEBIJI KURMA
Sebiji kurma teronggok di meja.
"Aku ingin kau kulum sepenuh senyum".
Engkau yang lalu memungutnya dengan tergesa
tidak saja mengulum melainkan ada sesuatu yang menyetrum
Matamu melotot
Rupanya sebiji kurma itu
telah menyebabkanmu tersedak dan tamat.
Agustus 2011
[25] MASIH SOAL BERBUKA PUASA
Engkau menyantap menu buka puasa dengan rakus
Sedang gelandangan di pinggir jalan itu, mulutnya nganga
sepanjang masa merindu sesuatu yang tak juga hadir.
Engkau mengulurkan tangan
bukan memberi penganan
melainkan mengusirnya.
Agustus, 2011
BUKA PUASA
Seperti kuduga, saat berbuka
engkau membuka kancing baju lantaran kekenyangan.
Duduk bersandar tak sadar
esok masih ada yang perlu dibagi.
Apa? Dia mati duduk di atas kursi?
Bacakan ayat suci dan sucikan dirinya.
Agustus,2011
SAHUR
Loudspeaker mushola teriak "Sahur, sahur, sahuuuuuur"
Llantaran buru-buru si Minah justru lari keluar, teriaknya
"Sayur, sayur sayuuuuuur".
Kami pun tertawa dan tertawan oleh kelucuan si Minah
yang kurang beres pendengarannya.
"Itu ajakan sahur, Minah sayang".
Minah pun bengong, "santap saur dengan bubur kacang?"
Seisi rumah pun meledak karena diledek si Minah.
Agustus 2011
Dimas Arika Mihardja (DAM) adalah pseudonim Dr. Sudaryono, M. Pd lahir di Kulon Progo, Jogjakarta 3 Juli 1959. Ia diangkat menjadi PNS sebagai dosen FKIP Universitas Jambi sejak 1986. Jabatan saat ini adalah Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Universitas Jambi. Disertasi yang mengantarkannya meraih Program Doktor di Universitas Negeri Malang (2002) berjudul Pasemon dalam Wacana Puisi Indonesia telah dibukukan dengan judul Fenomena Pasemon dalam Teks Puisi (Kelompok Studi Penulisan, 2003). Kini Ia tinggal bersama seorang istri (Rita Indrawati) dan 3 putrinya (Marenda Atika Mh., Riyandari Asrita Mh., dan Dyah Ayu Sukmawati). Ia menghuni rumah di Jln. Pattimura RT 34 No. 42, Kenali Besar, Kotabaru, Kota Jambi. Hand Phone: 08127378325, e-mail: dimasarikmihardja@yahoo.id
Karya kreatif yang dihasilkan berupa cerpen, novel, puisi, esai, kritik sastra, dan kajian sastra. Cerpen “Cita-cita Simbok” memenangkan sayembara penulisan cerpen ketika ia kuliah di IKIP Sanata Dharma Jogjakarta (1984), Novelnya bertajuk “Catatan Harian Maya” dimuat secara bersambung di harian Jambi Independent (2002). Tulisannya berupa esai, kritik, dan kajian sastra tersebar di media massa dan jurnal ilmiah. Ia aktif dalam pengelolaan jurnal ilmiah IMPASMAJA (Ikatan mahasiswa Pascasarjana Malang Asal Jambi), dipercaya sebagai dewan penyunting Pelangi Sastra (Jurnal ilmu sastra dan kajiannya) dan Jurnal Certel (Centre for Education, Research, Training, and English Language),
Ia mulai menulis puisi secara intens tahun 1980-an dengan nama pena Dimas Arika Mihardja. Buku kumpulan puisi tunggal yang telah diterbitkan adalah antologi puisi Sang Guru Sejati (1991), Malin Kundang (1993), Upacara Gerimis (1994), Potret Diri (1997)—yang semuanya diterbitkan oleh Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Sajak Emas: 200 Puisi Sexy (Kosakatakita, 2010) memuat seleksi puisi 25 tahun kepenyairannya. Sebagian besar sajaknya dipublikasikan di media massa lokal wilayah Jawa (Jogja, Semarang, Malang, Surabaya, Jakarta, Bandung) dan Sumatera (Jambi, Riau, Padang, Palembang, Medan, dan Lampung).
Sejumlah sajak yang dibukukan dalam antologi bersama penyair nasional: Riak-riak Batanghari (Teater Bohemian, 1988); Percik Pesona Jilid 1 dan 2 (Taman Budaya Jambi, 1992, 1993), Serambi Jilid 1, 2, dan 3 (Teater Bohemian, 1991,1992,1993); Rendezvous (Orbit Poros Lampung, 1993); Luka Liwa (Teater Potlot Palembang, 1993); Pusaran Waktu (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1994); Muaro (Taman Budaya Jambi, 1995); Negeri Bayang-bayang (Festival Seni Surabaya, 1996); Mimbar Penyair Abad 21 (DKJ-TIM Jakarta, 1996); Antologi Puisi Indonesia (Angkasa Bandung, 1997); Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia (Gramedia, 2000); Ketika Jarum Jam Leleh dan Lelah Berdetak (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 2003); Kolaborasi Nusantara (LPKPK-Gama Media, 2006); Antologi Puisi 142 Penyair Menuju Bulan (Kelompok Studi Sastra Banjarbaru, 2006), Medan Puisi (Laboratorium Sastra Medan, 2007), Kenduri Puisi (Yayasan Ombak Community, 2008), Tanah Pilih (2008, Antologi Temu Sastrawan Indonesia I), Lingua Franca (22010, Antologi Temu Sastrawan Indonesia III), Akulah Musi (2011, Antologi Pertemuan Penyair Nusantara V).
Tahun 2008 (Juli) Ia dipercaya sebagai ketua pelaksana Temu Sastrawan Indonesia I dan Ketua Pelaksana Lomba Seni Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Agustus 2008), diundang sebagai instruktur pelatihan bidang seni, penulisan karya ilmiah, dan juri lomba berbagai cabang seni, menjadi nara sumber berbagai iven seminar sastra nasional dan internasional, serta duduk sebagai Dewan Pertimbangan pakar Dewan Kesenian Jambi.
akar Dewan Kesenian Jambi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!