Sabtu, 01 Oktober 2011

Sejumlah Puisi Mbeling DAM

LAGU PUISI


engkau melagukan senja di batas kota

dan aku memilih senja di batas kata


kaulagukan warna rindumu

dan kukatakan rupa kangenku


kau melagu di atas panggung

dan aku menulis puisi di atas punggung

: mas heru, mas cunong, mas remy silado

silakan lho dinikmati lagu puisi ini.


2011


SRIPADUKO MAHARAJO NOTONEGORO


tahukah, susilo bambang yudhoyono

diberi gelar adat masyarakat jambi?

tauk ah, untuk apa gelar dan sebutan itu

apakah agar menjadi melayu (lari?)


pepatah mengatakan takkan lari guning dikejar

lha kenapa sampeyan lari ke sana ke mari?


2011



MENGGALI HARTA KARUN


tahukah di bawah situs candi muaro jambi tertanam harta karun?

lalu orang-orang berduyun memanggul cangkul, skop, linggis

menatah batu dan menggali tanah; beberapa temuan memang mengejutkan

sebuah patung kepala budha menyumbul "amitaba", begitu ia menyapa


di beberapa bagian lalu menyusul menyumbul kepala naga

"haiya, olang-olang (baca: orang-orang) kok selakah (baca:serakah)?"


anak-anak berseragam sekolah berdiri berbaris memegang bendera merah putih

rombongan presiden pun melintas menuju situs candi, senyum,

melambaikan tangan lalu sibuk bersalaman dengan penjaga museum

"benarkah di sini terpendam harta karun?" tanya presiden berbisik

kepala museum yang bermuka culun pun tersenum masam

"bapaklah harta karun dengan gelar Sripaduko Maharajo Notonegoro"

presiden pun senyum di kulum


2011


SETELAH HURUHARA, BUNGA ITU CINTAKU


setelah huruhara, bunga itu cintaku tetap menebarkan

wangi-nya. kita hirup lembut aura warna jingga yang singgah

saat senja. di beranda ini tumbuh menyemak semerbak bunga

merah merekah indah. biru merindu cumbu. kuning mengerling jemari

kasih sayang. putih membagi kasih. bunga itu


tumbuh juga di taman hati. mengorak kelopak

gelegak sajak. helaihelai belaian jemari tangantangan kasih

tak letih meneteskan embun pada hijau daun. bunga itu


kasihku, mengabadikan rasa terdalam

di kedalaman genggam


Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010



KENDURI AIRMATA


ini airmata bunda. silakan diminum saat dahaga, o, anak lanang

yang melupa pulang. dahagamu menggenangi jalan

dan tumpah di senayan. ini airmata terus saja mengalir tapi tak mampu menyetir dan menyihir

pola pikirmu. seperti spiral, pikiranmu berputarputar di sekitar pusar. engkau

seperti pasar yang menjajakan makanan instan.

ini airmata bunda. perasan segala perasaan duka. o, anak perawan

yang merenda masa depan. kenapa engkau selalu saja berbincang tentang lelaki

penungang kuda yang akan menjemputmu ke istana? istana dihuni oleh orangorang

yang suka bergoyang. di istana mereka merayakan resepsi dan kenduri, purapura

bertanggung jawab kasus century.

ini airmata bunda. santaplah

kala kalian kehausan!

Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010



RANJANG IBU

: balai sidang senayan


ranjang ibu semakin memanjang dan mengejang, anak pertama, nurani,

sibuk dengan teori bagaimana menghilangkan nyeri sendi dan sprei. anak

kedua, orasi, sibuk menebar janji di atas panjipanji partai yang merantai tangan ibu. anak

ketiga, operasi, setiap hari hanya memikirkan kencan di hotel mewah

untuk rapat kemudian merapat. anak keempat, koperasi, ngenes dan hampir mati

lantaran tak kuasa menyediakan pangan. anak kelima, pengelana, entah

merambah hutan atau lembah yang mana. ibu menjadi kejang-kejang


dan encoknya kambuh. anak-anak ibu sungguh tidak tahu cara terbaik

memanjakannya atau sekadar memanjatkan doa. wajah ibu adalah ranjang kusam

dan berantakan lantaran anak-anaknya bermain petak umpet di atasnya. anakanak ibu lasak

dan suka ribut, sehingga sprei itu semakin kusut. o, bapa angkasa


ibu pertiwi,

tragedi apalagi yang akan terjadi?


Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010

(balai sidang senayan adalah ranjang ibu)


SILSILAH TANAH MERAH

(situs candi muaro jambi)


kususun batubatu merah: darah

ya, darah melayu kuno

netes seluas situs candi muaro jambi


kususu dan kuserap relief tapak kaki: garis keturunan

ya, garis keturunan pradnyaparamitha

hingga batari durga


tersususunlah silsilah : darah

ya, darah melayu netes ke dalam sajak

membiak sepanjang jejak

peradaban

sebab melayu takkan hilang di bumi

takkan lenyap di sepanjang abad


bengkel puisi swadaya mandiri



SAJAK KATAKATA


kata kerja “mencari”

katakata benda “tahta”, “mahkota”, “wanita”

kstsksts punya sifat dan tabiat seperti kata “berbunga”

yang memenjara makna


“di manakah” dan “ke manakah” penyair

mencari tempat paling teduh bagi gelisah yang buncah?


penyair menginginkan kata ganti “ini” atau “itu”

dalam sajaknya

dan senantiasa memburu katakata

hingga terluka


Jambi, 2008



TANAH PILIH PSEKO BERTUAH


telah kupilih sebidang lahan garapan

tanah pilih pseko bertuah

tempat tumbuh segala harapan

ruang anakanak belajar mengaji—mengkaji ilmu sejati

memahami prasasti

memaknai alam tradisi:

adat bersendi syara’, syara’ bersendi kitabullah


kupilih sebidang lahan harapan

tanah pilih pseko bertuah

tempat ilalang tumbuh

bergoyang pagi hingga petang

tempat tanah tumpah gairah


kupilih sebidang lahan harapan

tanah pilih pseko bertuah

tempat puisi tumbuh di tengah polusi

tempat nyaman bagi kuburan masa depan


bengkel puisi swadaya mandiri



PERI YANG PERIH


Seorang peri sedang demam influenza berat. Ia terkapar di atas ranjang

meminta dikisahkan kisah-kasih binatang. Kisah dimulai di kebun binatang

Ada sepasang kekasih terpikat melihat seekor ular melilit sebatang dahan

Si wanita berpikir persis penggalan puisi Sapardi Djoko Damono:

"alangkah indahnya kulit ular itu untuk tas dan sepatu."


Lelaki itu seakan bisa membaca pikiran kekasihnya, lalu bergegas menarik tangan kekasihnya meninggalkan tempat terkutuk itu. Lelaki itu kembali teringat dongengan tentang ular yang mlilit sebatang pohon dan merayu Hawa untuk memakan buah terlarang itu.


Peri itu kian merasa pedih.

Mei 2011


DIALOG SEPASANG GORILLA


Sepasang gorila bercengkerama di dalam kerangkeng

Mereka membicarakan sepasang remaja yang berkasih-kasihan di depan kandang


"Aku malu," kata gorilla lelaki pada pasangannya

"Kenapa besar kemaluanmu, kanda?"


Gorila jantan tersenyum, lalu menjawab

"Lihatlah remaja masa kini, duduk ngangkang sembarangan, tidak pakai celana dalam lagi."


Gorila betina itu lalu uring-uringan "Dasar gorilla mata keranjang

sukanya memandang sesuatu yang bukan miliknya. Aku malu kanda."


Agustus, 2011



CANDA BUAYA (BUKAN JANDA)


Sepasang buaya asyik bercanda di dekat kolam

Mereka terusik oleh ulah manusia yang berpura-pura manja

merajuk, meneteskan air mata hanya untuk mendapatkan perhatian berlebih.


Kata buaya betina, "Aku letih!"

Buaya jantan lalu bertanya, "Kenapa sayangku, kenapa letih?"


dan dijawab buaya betina, "Lihatlah, kelakuan wanita muda itu

Pura-pura menangis dan meminta dibuatkan tas dan sepatu dari kulit buaya".


April 2011



DIA AMAT MURKA


Pukul 20.51 WIB


Dia Amat Murka.

Setelah lelah ibadah, lidah terasa terbelah.


Engkau pun duduk lungkrah. Muntah-muntah.

"Ah, sepertinya aku hamil muda, tetapi siapakah bapak biologisnya?"


Tentu saja Dia Amat Murka.



DIARY AMBANG MALAM


Pukul 20:57 WIB

Pada lembar terakhir diary kutulis selarik puisi:

pada bayang malam kumenemu pualam

di cahaya mata itu lalu kutulis pada Diary Ambang Malam.


Berkali-kali kukatakan, "diamlah, damai akan bersemi"

Aku diam. Engkau diam. Diam-diam kita saling pandang

dan rasa damai pun bersemi.



DIORAMA ANGIN MAMIRI


Sebuah tembang menyusup dada di ambang petang:

"Angin Mamiri kupasang..."

Lalu kembali aku terkenang saat perahu phinisi

melancar di atas riak dan ombak

Masih jelas terdengar suaramu serak :

" Abang, lautan akan mengasuhmu sepenuh gelombang

Jangan lupa daratan ya abang..."


Kini, saat sendiri

kembali kupandangi Diorama Angin Mamiri

lengkap dengan ilustrasi kapal phinisi.


April 2011



DARI DOR SAMPAI TERROR


Anak-anak di kelas itu ditugasi oleh gurunya untuk mengumpulkan kata yang bersuku kata "or"

Kata-kata itu lalu disusun dalam untaian kalimat sederhana yang dideretkan dan ditulis di papan tulis dari atas ke bawah.


Inilah kalimat yang ditulis oleh para siswa:

dor seorang penjahat menembakkan senjata rakitan

ledakan itu tidak jauh dari sumur bor

getarannya membuat genteng rumah bocor

orang-orang berlarian hanya mengenakan kolor yang kotor

hei, siapa yang teriak berantas koruptor?


daripada error, lebih enak makan mie celor

setelah kenyang biasanya orang-orang lantas molor

remaja hilir mudik mengendarai motor


buruh harian sering menerima honor di hari sabtu

kontraktor kerjanya hilir-mudik seperti traktor

tahukah tempat motivator kesohor?

sssst, di negeri ini amat banyak terror


April 2011



GENANG KENANGAN


GARIS HIDUPKU semula serupa lukisan abstrak, lalu naturalis, realis

dan kini lebih mengarah ke surealis. Semua garis hidupku tampak memanjang

dari sebuah kelahiran di ranjang rumah sakit umum yang layanannya tak pernah sempurna

lalu garis itu memanjang ke tengah nuansa alam, menerobos hiruk-pikuk kota besar

menyeberang lautan, dan kemudian melingkar-putar kembali ke haribaan Ilahi.


Tentu kalian tahu semua itu terbaca pada jejak kakiku

Ingatlah, kenangan bagaimana kita bersua dengan aneka suara dan rupa

Saat itu menjelang fajar ketika mentari masih malu-malu mengintip genit dibalik awan

masih tersisa senyuman rembulan seolah menggoda dengan pendaran cahayanya.


Aku merebahkan tubuh setelah letih bergumul dengan mimpi yang selalu sama

Angin sejuk dari kipas angin di ujung ranjang menyelinap di antara jemari kakiku

tidak mampu menyejukkan panasnya hati ketika tiba-tiba potongan peristiwa itu

terlintas begitu saja di sudut kenanganku.


April, 2011



KATAKAN DENGAN BUNGA


Aku duduk di beranda. Saat itu kulihat matamu

mengerjap serupa matahari di bibir cakrawala. Ada binar keharuan

Ada rindu kebiru-biruan.


Saat itu engkau duduk di sandaran sofa

Di tanganmu yang terbuka sebuah buku puisi "Romantika Senja"

Bibirmu sedikit tergetar saat baris-baris puitis menyergap:


katakan dengan bunga pada insaninsan melupa

sapa dan sapu debu di setiap lubang porinya..."


Mei, 2011



BUTIR MUTIARA


Pikiranku lalu menerawang berusaha keras memahami butir-butir mutiara

yang berkilau dan teruntai menjadi kata-kata yang membuatnya terpesona:

"hakikat hidup berawal dari lubang dan kelak kembalike liang".


Ya, sesederhana itukah hidup? Bukankah urusan hidup itu penuh karut-marut

dan keruwetan masalah? Sering datang satu masalah, belum selesai, telah disusul

masalah lain yang meminta diselesaikan?

Bukankah persoalan kehidupan manusia itu sangat rumit?

Terkadang manusia terhimpit oleh berbagai persoalan?


Benarkah hakikat hidup itu berawal dari lubang dan pada akhirnya kembali ke liang?

Di dalam diri manusia hakikatnya ada sembilan lubang yang harus dan nyata-nyata dipelihara. Pernahkah kalian menghitung sembilan lubang yang terdapat dan melekat dalam tubuh manusia? Urusan hidup ialah urusan memenuhi lubang-lubang itu: satu lubang pada mulut, dua lubang pada mata, dua lubang pada hidung, dua lubang pada telinga, satu lubang pada kemaluan, satu lubang pada anus.


Mei, 2011



JERAT MASA SILAM


Aku harus meyakini bahwa aku harus mampu keluar dari jerat masa silam

bayang itu harus menjadi visual yang tak perlu aku genggam terus

biar langkah ke depan benar-benar bercahaya tanpa gerhana

tanpa siluet yang menjadikan aku kian terbenam dalam kubang nestapa

yang tak terperikan.


Dan aku harus memulainya dari sekarang

genang kenangan itu biarlah menjadi muara akhir dari sepenggal perjalanan


Aku harus lebih kuat dari seluruh peristiwa, karena hakikatnya, hidup adalah perjalanan panjang yang hanya dapat ditaklukkan dengan kekuatan jiwa yang utuh.


2011



KORUPTOR SENI


Aku rintis jalan lain dengan membangun sanggar seni

yang kuberi nama Galery Art Painting And Shop (PAPAS)


Aku berhasil mengoleksi dan menghimpun aneka ragam karya seni

dari seniman dunia, merasa bangga memiliki cita rasa tinggi

selalu senang hati saat diminta untuk memberikan sambutan

pembukaan pameran seni atau bazaar seni

Selalu menebarkan senyum bagi pemburu koleksi karya seni


Tetapi, hiks, sesungguhnya aku merasa kesepian

yang amat sangat. Kesepian yang menggelisahkan

batinku. Aku ingin berkarya, menghasilkan apa saja.

Tetapi aku tidak bisa. Suatu ketika, kedua tangan ini diborgol

dan akhirnya aku benar-benar hidup dalam penjara yang gelap.


Mei, 2011



DRAKULA BERCULA DUA


Engkau membuka baju dan dia membuka pintu

Sehabis menghabisi santap puasa, engkau membuka

siapa dirimu sebenarnya: drakula bercula dua.


Aagustus, 2011



BLEWAH PUN REKAH


Blewah itu setelah dibelah tampil merekah

Engkau yang seharian menahan haus dan lapar langsung menyambar


Belakangan baru diketahui bahwa blewah yang kautelan

bersama dengan pisau kecil itu mengakhiri segalanya


Tamat riwayatnya.


Agustus, 2011



SEBIJI KURMA


Sebiji kurma teronggok di meja.

"Aku ingin kau kulum sepenuh senyum".


Engkau yang lalu memungutnya dengan tergesa

tidak saja mengulum melainkan ada sesuatu yang menyetrum


Matamu melotot

Rupanya sebiji kurma itu

telah menyebabkanmu tersedak dan tamat.


Agustus 2011


[25] MASIH SOAL BERBUKA PUASA


Engkau menyantap menu buka puasa dengan rakus

Sedang gelandangan di pinggir jalan itu, mulutnya nganga

sepanjang masa merindu sesuatu yang tak juga hadir.


Engkau mengulurkan tangan

bukan memberi penganan

melainkan mengusirnya.


Agustus, 2011



BUKA PUASA


Seperti kuduga, saat berbuka

engkau membuka kancing baju lantaran kekenyangan.


Duduk bersandar tak sadar

esok masih ada yang perlu dibagi.


Apa? Dia mati duduk di atas kursi?

Bacakan ayat suci dan sucikan dirinya.


Agustus,2011



SAHUR


Loudspeaker mushola teriak "Sahur, sahur, sahuuuuuur"

Llantaran buru-buru si Minah justru lari keluar, teriaknya

"Sayur, sayur sayuuuuuur".


Kami pun tertawa dan tertawan oleh kelucuan si Minah

yang kurang beres pendengarannya.


"Itu ajakan sahur, Minah sayang".

Minah pun bengong, "santap saur dengan bubur kacang?"

Seisi rumah pun meledak karena diledek si Minah.


Agustus 2011


Dimas Arika Mihardja (DAM) adalah pseudonim Dr. Sudaryono, M. Pd lahir di Kulon Progo, Jogjakarta 3 Juli 1959. Ia diangkat menjadi PNS sebagai dosen FKIP Universitas Jambi sejak 1986. Jabatan saat ini adalah Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Universitas Jambi. Disertasi yang mengantarkannya meraih Program Doktor di Universitas Negeri Malang (2002) berjudul Pasemon dalam Wacana Puisi Indonesia telah dibukukan dengan judul Fenomena Pasemon dalam Teks Puisi (Kelompok Studi Penulisan, 2003). Kini Ia tinggal bersama seorang istri (Rita Indrawati) dan 3 putrinya (Marenda Atika Mh., Riyandari Asrita Mh., dan Dyah Ayu Sukmawati). Ia menghuni rumah di Jln. Pattimura RT 34 No. 42, Kenali Besar, Kotabaru, Kota Jambi. Hand Phone: 08127378325, e-mail: dimasarikmihardja@yahoo.id


Karya kreatif yang dihasilkan berupa cerpen, novel, puisi, esai, kritik sastra, dan kajian sastra. Cerpen “Cita-cita Simbok” memenangkan sayembara penulisan cerpen ketika ia kuliah di IKIP Sanata Dharma Jogjakarta (1984), Novelnya bertajuk “Catatan Harian Maya” dimuat secara bersambung di harian Jambi Independent (2002). Tulisannya berupa esai, kritik, dan kajian sastra tersebar di media massa dan jurnal ilmiah. Ia aktif dalam pengelolaan jurnal ilmiah IMPASMAJA (Ikatan mahasiswa Pascasarjana Malang Asal Jambi), dipercaya sebagai dewan penyunting Pelangi Sastra (Jurnal ilmu sastra dan kajiannya) dan Jurnal Certel (Centre for Education, Research, Training, and English Language),


Ia mulai menulis puisi secara intens tahun 1980-an dengan nama pena Dimas Arika Mihardja. Buku kumpulan puisi tunggal yang telah diterbitkan adalah antologi puisi Sang Guru Sejati (1991), Malin Kundang (1993), Upacara Gerimis (1994), Potret Diri (1997)—yang semuanya diterbitkan oleh Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Sajak Emas: 200 Puisi Sexy (Kosakatakita, 2010) memuat seleksi puisi 25 tahun kepenyairannya. Sebagian besar sajaknya dipublikasikan di media massa lokal wilayah Jawa (Jogja, Semarang, Malang, Surabaya, Jakarta, Bandung) dan Sumatera (Jambi, Riau, Padang, Palembang, Medan, dan Lampung).


Sejumlah sajak yang dibukukan dalam antologi bersama penyair nasional: Riak-riak Batanghari (Teater Bohemian, 1988); Percik Pesona Jilid 1 dan 2 (Taman Budaya Jambi, 1992, 1993), Serambi Jilid 1, 2, dan 3 (Teater Bohemian, 1991,1992,1993); Rendezvous (Orbit Poros Lampung, 1993); Luka Liwa (Teater Potlot Palembang, 1993); Pusaran Waktu (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1994); Muaro (Taman Budaya Jambi, 1995); Negeri Bayang-bayang (Festival Seni Surabaya, 1996); Mimbar Penyair Abad 21 (DKJ-TIM Jakarta, 1996); Antologi Puisi Indonesia (Angkasa Bandung, 1997); Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia (Gramedia, 2000); Ketika Jarum Jam Leleh dan Lelah Berdetak (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 2003); Kolaborasi Nusantara (LPKPK-Gama Media, 2006); Antologi Puisi 142 Penyair Menuju Bulan (Kelompok Studi Sastra Banjarbaru, 2006), Medan Puisi (Laboratorium Sastra Medan, 2007), Kenduri Puisi (Yayasan Ombak Community, 2008), Tanah Pilih (2008, Antologi Temu Sastrawan Indonesia I), Lingua Franca (22010, Antologi Temu Sastrawan Indonesia III), Akulah Musi (2011, Antologi Pertemuan Penyair Nusantara V).


Tahun 2008 (Juli) Ia dipercaya sebagai ketua pelaksana Temu Sastrawan Indonesia I dan Ketua Pelaksana Lomba Seni Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Agustus 2008), diundang sebagai instruktur pelatihan bidang seni, penulisan karya ilmiah, dan juri lomba berbagai cabang seni, menjadi nara sumber berbagai iven seminar sastra nasional dan internasional, serta duduk sebagai Dewan Pertimbangan pakar Dewan Kesenian Jambi.


akar Dewan Kesenian Jambi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!