Sabtu, 08 Oktober 2011

Sepotong Malam yang Terapung


Sepotong malam yang kusampaikan padamu tak begitu punya arti

hanyalah selembar darah dialiri kesunyian yang memerah di sebuah cangkir

di gelas buram dinding tirai menyulam hati diselembar kata

tirai-tirai yang meluntur makna cahaya bertukar sepetak rasa menyakitkan

ketika kehilangan sebidang janji yang dtumbuhi rumput ilalang

kebisuan hati kehilangan pandangan, akankah ini terjadi, tak tahu jugalah.


senja kelabu aku merenung, kenapa hujan tak lebat padahal ingin mandi

biar sampai basah kuyup dan menggigil kedinginan, aku ingin menikmati

runcingnya setan-setan hujan, seperti apa pedihnya menguliti langit

aku tak berontak sedikit pun ingin kurasakan terbakarnya api

di matanya bersujud aku dibara hangat biarkan terpanggang

yang tak juga mematkan rasa.


tak pernah memikirkan diriku sendiri, aku bangga atas nama

yang tak pernah untuk apa berbuat lalu meminta balas jasa

tak juga bodoh diriku, tapi itulah yang ada seenaknya aku tersenyum

barangkali kali yang terakhir, terakhir sebelum terakhir.


Ah, ini bukan puisi, unek duri yang kudurikan ke matahagi.

(Maksud dan makna juga tak mengetahui secara detail, apa...terserah ja)



by Hamami Adaby

malam jam 19.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!