Kamis, 19 Januari 2012

REKAM JEJAK SAJAK

: prologue de major


di dada puisi yang penuh sesak

muncul aneka suara, rupa, dan irama

suara-suara paling bermakna

merupa wajah pribadi bernurani

jadi irama yang bergejolak dalam sajak


di sini tak ada tuak yang tua, tak ada fatwa pujangga

yang mengudara ialah suara-suara aneka: rindu, pedih

cinta sebagai simalakama atau batu malin kundang

yang dikutuksumpahi adat kelakuan diri sendiri


di sini takkan ada wujud kesombongan yang purba

yang berwujud ialah saling merajut benang asah-asih-asuh

dan sesiapa yang berkeluh kesah akan memanen resah

sesiapa yang menyebar fitnah akan menuai sejarah

hitam peradaban


di sini tak ada konser dangdut, menggoyang pinggul di gang senggol

yang ada irama cinta kasih dan merpati putih--tak letih menembus langit

menyampaikan pesan-pesan wingit: suarakan bangsi kesangsianmu

suarakan gendang rebana gong lalu nang neng menuju ning hati

bernyanyi dalam qasidah cinta di kenduri airmata menghamba


by Dimas Arika Mihardja

16/1/2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!