Senin, 19 Maret 2012

Menterjemahkan



Menterjemahkan malam

seperti menukar mimpi

dari selaksa peristiwa yang bergilir

kemudian berotasi kembali

bertemu pada satu muara

yaitu harapan


Menanggalkan nyawa sesaat

di peraduan seperti rutinitas

yang menyenangkan

menunggu mata, akhirnya menyadarkan


Menterjemahkan pagi

seperti menukar kebahagiaan

dari ufuk yang tiba-tiba menyala

dan kokok ayam memulihkan

pada embun yang membasahi rerumputan

adalah gambaran nyata perputaran bumi

lelar yang tiada henti dan terus memacu waktu


Menterjemahkan hari

seperti bahasa gersang yang hingar bingar

dahaga dan pijar matahari yang mengelupaskan hati

sebagai simbol kekerasan abadi


Senja kuterjemahkan

sebuah akhir dari kegaduhan

menuju keteduhan

rindu yang penuh belas kasihan

membusur menuju kedamaian


salam,

by Laurentius Santawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!