Samsuni Sarman
Musyawarah Seniman ke V Dewan Kesenian KalimantanSelatan (DKKS) Tahun 2014 yang dilaksanakan pada tanggal 11
dan 12 April 2014 bertempat di Ruang Manggala Hotel Pesona Banjarmasin. -
sebuah perjalanan sejarah organisasi kesenian yang menjadi kiprah para seniman
dan budayawan menggelorakan karya, namun dalam kenyataan masih harus menerima
berbagai hujatan dan pujian. Menggugat tanggung jawab secara organisasi adalah
salah satu tuntutan peserta Musen ke V DKKS yang nyaring terdengar. Pertama,
menggugat periodesasi kepengurusan yang lebih daripada lima tahun berjalan;
Kedua, menggugat pertanggung jawaban program kerja yang dilaksanakan selama
masa bakti kepengurusan, Ketiga, menggugat kejelasan penggunaan anggaran kerja
prganisasi yang sudah diterima dan digunakan pengurus.
Musen ke V DKKS ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Kalimantan Selatan
Bapak H. Rudy Ariffin dengan sebuah harapan agar seniman dan budayawan selalu
memberikan dukungan terhadap pembangunan bidang seni dan budaya, khususnya
sebagian budaya banjar yang hampir punah agar dapat terpelihara dan menjadi
panutan serta pengetahuan bagi generasi muda. Musen ke V DKKS ini didukung
sepenuhnya oleh Disporbudpar Kalimantan Selatan serta Taman Budaya Provinsi
Kalimantan Selatan dengan jumlah peserta 100 orang terdiri dari utusan UPTD
Disporbudpar, Pengurus DK Kota/Kab serta utusan perorangan seniman dan
budayawan.
Hari Pertama, Jumat 11 April 2014
Acara yang sudah tersusun dalam pelaksanaan Musen ke V DKKS Tahun 2014 ini
menjadi salah satu sebab terjadinya keriuhan peserta saling berbisik dan
bertanya. Pertama, tidak tercantumnya 2 acara yang oleh sebagian peserta sangat
penting - yakni pemandangan umum pengurus DK Kota/Kab terhadap kinerja DKKS
selama masa periode lima tahunan berjalan serta tidak tercantumnya acara
laporan pertanggung jawaban pengurus DKKS terhadap kinerja dan keuangan
sebagaimana lazimnya pergantian kepengurusan suatu organisasi. Apalagi ada
acara Diskusi Panel dengan pemakalah dari aparat Disporbudpar dan DK Kota/Kab
yang lebih banyak bertindak sebagai pemerhati organisasi bukan sebagai pekerja
yang terlibat langsung mengelola organisasi Dewan Kesenian. Interaksi peserta
Musen ke V DKKS pun menjadi kurang selera - karena masing-masing peserta justru
mempertanyakan eksistensi pemakalah bukan pada materi makalah yang terkait
peran Dewan Kesenian. Malah, yang ditunggu sebagai keynote speaker - Bapak DMA
Drs. H. Syarifuddin. R selaku Ketua Harian DKKS diharapkan memberikan kejelasan
dalam kinerja dan keuangan selama masa kepengurusan pun tidak tersampaikan
hingga membuat masygul sebagian peserta.
Hari Kedua, Sabtu 12 April 2014
Pukul 09.00 Wita acara
Musen ke V DKKS dimulai dengan Pembahasan Tata Tertib yang dipimpin oleh Micky
Hidayat dan Taufik Arbain. Kembali tuntutan peserta musen agar laporan
pertanggungjawaban Pengurus terhadap kinerja dan keuangan menjadi prioritas -
malah rancangan tatip yang menetapkan pemilihan pengurus melalui formatur
diganti dengan suara terbuka peserta musen. Dinamika peserta dalam interaksi
membahas tatip semakin menguatkan bahwa profesional kerja sebuah organisasi
seharusnya dijadikan momen yang utama dalam pelaksanaan musen ini - karena
apalah arti sebuah musen jika evaluasi kerja kepengurusan tidak terakomodasi.
Selanjutnya, peserta musen memberikan tanggapan dan masukan dalam sidang komisi
yang dipimpin oleh Fahmi Wahid (DK Kab Balangan), Abdurahman el Husaini (DK Kab
Banjar) dan Samsuni Sarman (DK Kota Banjarmasin). Ada 3 komisi yang dibahas
peserta, yaitu Komisi A bidang Organisasi berupa AD/ART, Komisi B bidang
Program Kerja, serta Komisi C bidang Rekomendasi. Ada satu keinginan dari
peserta musen dalam revitalisasi DKKS - diantaranya peran DKKS yang lebih fokus
pada status lembaga kesenian yang bersifat kebijakan, informasi, dan promosi
sementara DK Kota/Kab berorientasi kerja dalam bentuk even dan moment
berkesenian. Hal ini termuat dalam hasil sidang Komisi A dan Komisi B serta
lebih dipertegas lagi oleh Komisi C dengan 8 butir rekomendasi untuk Pemerintah
Daerah, Dinas dan Instansi terkait, serta komunitas seni di kalimantan Selatan.
Pukul 13.30 Wita acara
Musen ke V DKKS adalah pemilihan pengurus periode 2014 - 2019 dengan sistem
terbuka melalui pengajuan bakal calon dilanjutkan pemilihan calon Ketua DKKS
yang baru. Setelah menyampaikan visi dan misi kepemimpinan oleh 3 calon yang
terjaring, maka melalui surat suara yang sah sebanyak 83 lembar dari 3 calon
yaitu M. Jahri (DK Kab Kotabaru), Amanul Yakin (budayawan) dan DMA H.
Syarifuddin, R (budayawan) terpilih dengan suara terbanyak DMA H. Syarifuddin.
R selaku Ketua DKKS yang baru. Sebuah pertanyaan menggugat kembali terdengar
dari Iberamsyah Amandit selaku sastrawan utusan DK Kab. Batola kepada Ketua
Terpilih, DMA H. Syarifuddin, R - "Apakah tanpa laporan kinerja dan
keuangan seperti musen ini akan menjadi tradisi pada tahun selanjutnya?"
Begitu pula seloroh DMA. H. Adjim Arijadi yang menggugat tidak pernah
dilibatkan sebagai Dewan Pertimbangan DKKS dalam setiap kebijakan maupun
pelaksanaan program. "Apakah masih diperlukan keberadaan Dewan
Pertimbangan, kalau tidak hapus saja" demikian beliau memberi papadah
kepada kepemimpian baru DKKS ini. Akhirnya, ditetapkan formatur sebanyak 9
orang terdiri atas Ketua Terpilih, wakil DK Kota/Kab, Dewan Pertimbangan dan
seorang wakil perorangan dari budayawan/seniman untuk menyusun kepengurusan
sesuai hasil sidang Komisi A dalam struktur organisasi yang terbaru.
Pukul 09.00 Wita peserta
Musen ke V DKKS mendapat suguhan pergelaran sastra dan teater tutur budaya
Banjar yang dipersembahkan UPTD Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan
melalui teater modern, sajian tutur budaya balamut, madihin, pantun, dan
basyair. Sebelumnya disajikan ensambel musik tradisional yaitu kuriding sebagai
sajian pertama menyambut kedatangan undangan dan peserta Musen.
Menggugat Tanggung Jawab Dewan Kesenian adalah
milik kita bersama seniman dan budayawan dalam menggelorakan karya bagi diri
sendiri maupun kemajuan seni dan budaya Kalimantan Selatan - kita tidak akan
melupakan sejarah masa lalu yang mungkin belum memuaskan semua pihak namun
semangat berkarya adalah harapan dan keinginan yang mestinya menjadi jejak
lebih baik dan terhormat bagi Pengurus DKKS yang terpilih dalam menjalankan amanah.
Salam budaya.
Sumber: Ali Syamsudin Arsy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!