Senin, 14 November 2011

Sajak-sajak Dimas Arika Mihardja untuk JILFEST 2011

KONTAMINASI

sepanjang hari ibu nurani mengalami kontraksi

di dalam rahimnya bergolak janin puisi

yang menebar kerancuan dan bahkan keracunan polusi

ia meratap dan menangis: pertiwi! pertiwi!


ibu nurani sepanjang hari terkontaminasi

ia tak mau menelan nasi, sebab tragedi itu terjadi

dan orangorang nyaris terprovokasi oleh alusi:

ini bukan ilusi! bukan imajinasi!


berjuta puisi lahir dari rahim nurani

doa bersayap cinta terus mengangkasa

menembus cakrawala di batas senja:

ampunilah kiranya! ampunilah segalanya!


kota beradat, september 2010



EROSI

: jiwajiwa yang lengang


dam dan bendungan terkikis rataptangis

orangorang mendulang mas di air keruh sungai dalam diri

mengayak butirbutir pasir berkilau

legam tepanggang matahari:

o, matahati!


karang di pantai tinggal bayang remang

teronggok kaku dalam kebisuan

riak dan ombak tak lelah menjulurkan lidah

menggerus tebingtebing dan dinding hatimu:

o, matabatin!


terumbu

angin lalu

kelebat bayangmu

mengendap di kedalaman sajak:

o, isak itu!


kota beradat, september 2010



PINANGAN, SEBUAH KENANGAN


'pak, ini bukan jaman siti nurbaya' ujarku saat sebuah surat

yang ditulis dengan tetesan airmata jatuh membasahi kertas

dan tinta biru persis di atas tandatangan itu pun leleh.

'ayahmu sudah renta. tak sanggup menyeberangi samudera

tak sanggup didera kemelut hidup'

begitulah risalah awal perjalanan penuh debar


kutinggalkan jogja kota kataku, kudekap surat wasiat itu

melamarmu duhai juwitaku. tahukah kamu, di dalam surat itu

penuh riwayat dan biografi yang membatu? bantulah aku

memaknai geriap angin lalu menyeret rindu:

'kupinang kamu dengan linang layang bertinta biru'


'ini seratus lima puluh ribu, sajadah dan mukena

kenakanlah jika engkau menerima adaku

kata ayah, tak perlu menyebar undangan sebagai saksi pertunangan

cukuplah kerabat dekat dan tetangga sebelah

bukankah sebuah pernikahan sejatinya muara dua jiwa saja?'

engkau menunduk, mengangguk, lalu kita saling peluk

'aku terima nikahmu dengan mas kawin seperangkat alat sholat tunai

dan akan kugadaikan cinta bersetia hanya padamu kasihku'


setelah maskawin diterima dan dinyatakan sah :

'mas, kawin yuuk!'

'dik, sehabis mudik kita tuntaskan perhelatan

dan pergulatan di ranjang kehidupan'


bengkel puisi swadaya mandiri, 2010



YESSIKA & GREEZ


aku bertamu di berandamu, kembali bertemu greez

wajah-Nya fresh bersama mencairnya kutub utara

aroma parfum tercium dari gerakgerik yang berdetik dalam ikatan masa

waktu bertemu, bercumbu setiap waktu


jemari yessika bertaut menuliskan isyarat di udara:

'mari kembali berjalan di pematang sawah

menggiring lenguh kerbau dan bebekbebek

kembali masuk ke dalam selokan

mengenal aneka macam kelokan

dan mengabadikan keelokan'


aku berdiri di sini, pada sebuah punggung bukit

tak lelah memandang langit

menikmati riak dan ombak zaman

meneriakikan jeritan burung gagak

melepas merpati terbang tinggi:

menembus cakrawala Cinta!


bengkel puisi swadaya mandiri, 2010



YESSIKA


yessika datang melenggang senja itu

lampu neon dan mercury berpijar di bengkel puisi swadaya mandiri

'mas', bisiknya manja, 'aku perlu sebuah puisi yang bernilai abadi'

yessika duduk diaduk rasa gelisah. matanya berkaca di cerlang cahaya

aku menangkap nuansa yang begitu memesona


'mas, berikan sepuluh jemarimu padaku'

sepuluh jemariku pun terulur ke atas kyboard

tuth tuth huruf hidup dan isyarat maut berebut minta dituliskan

jemariku ekstase sendiri. menghitung ruas dan batas

antara ada dan tiada


di hadapan yessika, jemariku terus menari

menarik segala kekuatan cinta

menanamkannya di kedalamanan puisi

menyuburkan gelora di dada!


bengkel puisi swadaya mandiri, 2010



Lebih Dekat dengan Dimas Arika Mihardja


Dimas Arika Mihardja adalah pseudonim Sudaryono, lahir di Jogjakarta 3 Juli 1959. Tahun 1985 hijrah ke Jambi menjadi dosen di Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Jambi. Gelar Doktor diraihnya 2002 dengan disertasi “Pasemon dalam Wacana Puisi Indonesia (telah dibukukan oleh Kelompok Studi Penulisan, 2003).

Sajak-sajaknya terangkum dalam antologi tunggal seperti “Sang Guru Sejati (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1991), “Malin Kundang (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1993), “Upacara Gerimis (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1994), “Potret Diri (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri,1997), dan “Ketika Jarum Jam Leleh dan Lelah Berdetak (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri danTelanai Printing Graft, 2003). Sajak-sajaknya juga dipublikasikan oleh media massa lokal Sumatera: Jambi, Padang, Palembang, Lampung, Riau, dan Medan; media massa di Jawa: Surabaya, Malang, Semarang, Jogja, Bandung, dan Jakarta.

Antologi puisi bersama antara lain “Riak-riak Batanghari (Teater Bohemian, 1988), “Nyanyian Kafilah (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1991), “Prosesi (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1992), “Percik Pesona 1 & 2 (Taman Budaya Jambi, 1992, 1993), “Serambi 1,2,3 (Teater Bohemian, 1991, 1992, 1993), “Rendezvous (Orbit Poros Lampung (1993), “Jejak, Kumpulan Puisi Penyair Sumbagsel (BKKNI-Taman Budaya Jambi, 1993), “Luka Liwa (Teater Potlot Palembang, 1993), “Muaro (Taman Budaya jambi 1994), “Pusaran Waktu (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1994), “Negeri Bayang-bayang (Festival Seni Surabaya, 1996), “Mimbar Penyair Abad 21 (DKJ-TIM Jakarta, 1996), “Antologi Puisi Indonesia (Angkasa Bandung, 1997), “Amsal Sebuah Patung: Antologi Borobudur Award (Yayasan Gunungan Magelang, 1997), “Angkatan 2000 dalam Kesusastraan Indonesia (Gramedia, 2000), “Kolaborasi Nusantara (KPKPK-Gama Media, 2006), “Antologi Puisi Nusantara: 142 Penyair Menuju Bulan (Kelompok Studi Sastra Banjarbaru, 2007), “Tanah Pilih (Disbudpar Provinsi Jambi, 2008), “Jambi di Mata Sastrawan: Bungarampai Puisi (Disbudpar Provinsi Jambi, 2009), Lingua Franca (Antologi Temu Sastrawan Indonesia III, Disbudpar Kepri, 2010), Kitab Radja-Ratoe Alit: Antologi Puisi Alit Penyair Indonesia (Kosakatakita, 2011), Antologi Fiksimini (Kosakatakita, 2011), Danau Angsa (Gramedia Pustaka Utama, 2011), Akulah Musi (Antologi Pertemuan Penyair Nusantara, Dewan Kesenian Sumsel, 2011), Malay As World Heritage on Stage, Sound of Asia (Korean-ASEAN Poets Literary Festival, 2011), Equator (2011). Novelnya “Catatan Harian Maya dimuat secara bersambung di Harian Jambi Independent (2002). Cerpen, esai, dan kritik sastra yang ia tulis tersebar di berbagai media massa koran dan jurnal-jurnal ilmiah.

Dimas Arika Mihardja pernah diundang baca puisi di Taman Ismail Marzuki tahun 1996 dan tahun 2006. Sering diminta menjadi juri di bidang seni dan pemakalah di berbagai forum. Alamat Rumah: Jln. Kapt. Pattimura No. 42 RT 34 Kenali Besar, Kotabaru, Jambi 36129. e-mail: dimasarikmihardja@yahoo.co.id. Contact Person: HP 08127378325.

+ Jakarta International Literary Festival (JILFEST II) dilaksanakan di Hotel MIlenium Sirih, Jakarta Pusat 6-8 Desember 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!