Sabtu, 17 September 2011

Jalan Menikung Ke Limbur Lubuk Mengkuang

: Guru


Jalan mewujud terjal

Melewati lusinan tikungan dan tanjakan

Di bawah rinai hujan

Pertulangan mesti diteruskan

Sepanjang jejak menapak

Gemericik air, yang bersentuhan dengan bebatuan

memperuncing irama hening di pagi itu

Hektaran karet dan sawit memagari langkahku

Takjub dibuatnya, juga

detak jantungku meraungruang oleh sepinya


Tentang Kota,yang segalanya ada, juga meniada

Membayangi derap langkahku

Di sini, nun jauh dari pusar pat-gulipat para pejabat

Anak-anak Sungai Ipuh menanam senyum di kebun matahari

Menyirami bunga di setiap pagi

Agar tumbuh subur dan jauh dari layu


Di sini, Anak-anak mengasuh asa, meski meja,

kursi dan papan tulis tegak dalam robohnya.

Terharu, aku.

Melihat para guru yang bersahaja, dan

dengan segala daya upaya, demi benih unggul di kemudian hari.


Di altar senja, tak lain

bintang-bintang

memagari

rumah panggung mereka.


Jumardi Putra, Bungo-Jambi, 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!