dan burung-burungpun bersijingkat
di atas remah lemahnya kata-kata
mematuk dan mencuil dengan paruhnya
huruf-huruf lemah bertabur dibuai angin
bagai dandelion si bunga kapas
puisi lalu menjadi sarang angin
berangkai-rangkai membuai cuaca
burung-burung berkeciap itu adakah mumendengarnya iba
sunyi dara sepinya lajang lapuk dirubung pilu
berkabut harapan sekedar harapan
bersama serakan cakrawala di dada langit
burung-burung bersijingkat itu lalu pergi
tenggelam dikulum awanan.
by Muhammad Rain
Banda Aceh, 26 Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!