Sabtu, 05 Januari 2013

Gumam dari Istana Daun Retak



telunjuk mengarah pada satu titik, istana daun retak
bertahun sudah mencoba membangun
lembar-lembar daun, dari yang berserak kepada menghimpun
telunjuk itu membuka garis-garis di telapak

lihat, ini pasukan cicak di belantara
rimbun daun dan jejak-jejak
dengar, suara-suara gemeretak
dari helai-helai daun yang mulai retak
kering, lusuh-lapuk menuju lenyap

sebagaimana hikayat dari bangunan sebuah istana
pasir-pasir menjadi perih di tempias ujung kelopak
buih-buih dari berjuta akan selesai bila telah berucap
ternyata tidak segampang itu, tidak semudah itu
ternyata tanah tempat bangunan istana itu
terbuat dari serak-serak rerimbun daun-daun retak
runtuh pun mengancam di puncak
mahkota mahkota, ya mahkota dari cuaca terkuak
tak jua tak tak memperjelas gerak, tak

lihat, ini pasukan manusia kelas paling miskin
berduyun berjejal terinjak-injak
dengar, gemuruh di dapur-dapur lusuh dan sakit
pasukan perut yang selalu melilit

setelah ini, siapa lagi tampil mendaftar
istana daun retak


by Ali Syamsudin Arsi 
Banjarbaru, 19 Januari 2010
(gerimis mengepung sepi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!