Senin, 04 Agustus 2014

MENGENALI DIRI DENGAN SEBUAH GUMAM


Oleh: Andrian Eksa 
Judul Buku: CAU CAU CUA CAU GumamASA
Tebal Buku: 190 hlm, 13x19
Nama Penulis: Ali Syamsudin Arsi
Cetakan: Pertama, Juni 2014
ISBN: 978-602-1649-24-4


Pendahuluan
Jika ada yang bertanya, “adakah cara lain untuk mengungkapkan isi hati, selain berbicara, dan menulis?”. Maka dengan lantang, Ali Syamsudin Arsi (selanjutnyaditulis ASA saja) menjawab, “ada, gumam!”
Fenomenagumam memang belum diketahui semua orang. Saya sendiri selaku orang baru punmengetahui gumam setelah membaca buku Gumam ASA yang judulnya, CAU CAU CUA CAU.Yang mana buku ini saya dapatkan dari penerbitnya, 2A Dream Publishing, darisebuah lomba. Artinya buku ini saya dapatkan secara gratis.
Alih-alihdari buku gratisan, saya ingin menuliskan catatan ini. Awalnya saya ragu dantakut salah. Tapi saya didorong, diberi keberanian, dan dukungan daripenulisnya, ASA. Dari sebuah tanya-jawab singkat melalui chatting facebook, saya mengenal Gumam ASA.Gumam, yang sebenarnya bukan lagi sebuah gumam. Karena, jika kita merujuk padadefinisi kamus, gumam berarti sesuatu yang hendak disampaikan, namun masihtertahan di dalam mulut. Lain halnya dengan Gumam ASA, yang telah lolos daribungkaman mulut, dan tertulislah dalam lembar-lembar kertas. Ditata dan dikemasmenjadi sebuah buku. Apalagi buku ini sudah masuk dalam daftar, buku jilid ke-6Gumam ASA, (ke-1: Negeri Benang pada Sekeping Papan, ke-2: Tubuh diHutan-hutan, ke-3: Istana Daun Retak, ke-4: Bungkam Mata Gergaji, ke-5: GumamDesau, dan ke-6: Cau Cau Cua Cau). Dengan ini, jelas bahwa ASA sungguh-sungguhdalam menyebarluaskan, dan mengenalkangumam pada dunia yang luas. Memang, ini adalah semacam temuan baru dari ASA. Caralain pengungkapan isi hati, ketika kita lagi tidak ingin menulis atau punberbicara. Kita cukup duduk atau berdiri, dan bergumam. Gampang, kan? Maka,terjawablah pertanyaan, “adakah cara lain untuk mengungkapkan isi hati, selainberbicara dan menulis?”.

Membaca Sebuah Wajah Gumam Asa
Ketika seseorang hendak membeli buku atau hanya inginmembaca, maka orang itu akan melihat cover buku tersebut. Meski ada pepatahyang mengatakan, “jangan menilai buku dari covernya!”. Namun, zaman sekarang, khususnyaremaja. Cover buku menjadi salah satu daya tarik tersendiri. Ada sebagian orangyang ketika tidak suka dengan covernya, maka tidak jadi membeli atau membaca.Jadi, cover menjadi hal penting dalam buku.
Buku Gumam ASA setebal 190 halaman ini, dibungkus dengancover yang sederhana tapi mengena. Maksudnya bisa mengantarkan pembaca kepadaisi buku. Dengan warna cover putih, judul CAU CAU CUA CAU Gumam ASA, dan gambarkepalan tangan yang memukul judul.Seolah kepalan itu hendak merobohkan judul. Namun, judul tidak roboh. Hanyapenyok dan mungkin jika tangan itu ditarik, judul akan kembali utuh. Inilahyang menjadi gambaran isi buku ini.
Lalu,apa hubungannya? Judul CAU CAU CUACAU di sini bukan bahasa asing. Bukan juga nama minuman desa yang seringdijajakan zaman dulu, Cau. Kata CAU diambil dari kata (ka)CAU, dan kata CUAdiambil dari kata CUA(ca). Jadi secara utuh, CAU CAU CUA CAU diambil dari(ka)CAU (ka)CAU CUA(ca) (ka)CAU. Menggambarkan cuaca yang kacau. Cuaca inibukan hanya cuaca pada umumnya. Namun, bisa diartikan keadaan suatu tempat. Dankarena penulis ini orang Indonesia, maka mungkinlingkupnya Indonesia. Menggambar keadaan di Indonesia yang kacau. Entah dibidang politik, ekonomi, lingkungan hidup, atau kemanusiaan. Lalu, gambarkepalan tangan yang memukul judul, saya artikan sebagai Gumam ASA itu sendiri.Gumam yang bukan puisi, prosa, apalagipantun atau artikel. Tetapi suatu karya baru yang hendak merobohkan cuaca yangkacau. Inilah yang dijadikan pengantar di dalam cover. Gambaran yang mengajakpembaca mengira-ira isi. Dan dengan begini, kita tahu bahwa isinya adalah gumamanyang merobohkan keadaan kacau. Namun tidak berhasil roboh, mungkinkarena terlalu kacau. Jadi penulis terus bergumam.

GumamSebagai Bahasa Tersendiri

“Bahasa adalah pembeda yang paling menonjol....”-Ferdinand De Saussure
Gumammemang tidak terdaftar dalam deret bahasa di dunia. Namun, dengan merujuk padapengertian bahasa menurut Ferdinand De Saussure, bisa dikatakan bahwa gumambisa sebagai bahasa. Gumam ASA misalnya, gumam yang dicetuskan sendiri olehASA. Dijadikan bahasa tersendiri dalam membaca diri dan alam sekeliling. Mengingatbahwa Gumam ASA ini tidak termasuk dai puisi, prosa, ataupun artikel. Gumam ASAmenjadi pembeda antara ASA dan lainnya. Ketika penyair sibuk dengan puisi, cerpenistsibuk dengan cerpen. Maka ASA sibuk dengan gumamnya.
Dalampengertian yang lain, menurut Sudaryono, “bahasaadalah sarana komunikasi yang paling efektif....”. Dengan demikian, Gumam ASA adalah sarana komunikasi yang dipiliholeh ASA. Baik untuk mengenali dirinya sendiri atau untuk mengenali alamsekeliling.
GumamASA setebal 190 halaman ini terdiri dari 94 gumam, yang disampaikan dalam carayang aneka. Dari dua baris hingga enam halaman. Dengan penulisan juduldisambung dengan isi atau pun dipisah. Ada yang ditulis seperti puisi panjang,ada seperti prosa. Semua ini dilakukan bukantanpa kesengajaan. Hal ini dimaksudkan pada pengertian gumam sebagai bahasa.Kita tahu, bahwa dalam pengungkapan bahasa kepada anak-anak, akan berbedaketika berbahasa dengan orang dewasa. Inilah cara yang ditempuh ASA dalam berbahasadengan gumam.
“Ternyata kita juga punya nama jalan-jalan,antaranya: Jalan Sastra, Jalan Novel, Jalan Puisi, ..., dan kamu sendiri jalanapa.” (halaman 132). Inilah mengapa saya menyebut gumam sebagai bahasa.Setiap orang punya jalan sendiri dalam berkomunikasi. Dan ASA memilih gumamsebagai jalannya. Bergumam tentang sastra, politik, kemanusiaan, alam, bahkansejarah. Yang menyentil, menggelitik, bahkanmenampar wajah hati bagi yang membaca, dan merasakan posisinya sebagai objekyang digumamkan.

Penutup 
Buku ini memanglahtidak sempurna. Ada beberapa kata yang terjadi kesalahan ketik. Namun, mengingatitu adalah hal yang wajar. Maka buku ini memang harus diberi apresiasi. Bagaimanapunjuga, buku ini telah mengenalkan hal baru dalam dunia sastra Indonesia. Semoga GumamASA bisa bertahan dari seleksi alam. Berikut ini saya kutipkan satu Gumam ASAyang terdapat dalam buku ini. Gumam yang berisi doa agar Gumam ASA bias menyebardi seluruh penjuru langit dan bumi.

GUMAM
gumam gumam gumam gumamgumam gumam gumam
gumam gumam gumam gumamgumam gumam gumam
gumam gumam gumam gumamgumam gumam gumam
gumam gumam gumam gumamgumam gumam gumam
gumam gumam gumam gumamgumam gumam gumam
gumam gumam gumam gumamgumam gumam gumam
gumam gumam gumam gumamgumam gumam gumam

CAU CAU CUA CAU,halaman 134

Boyolali, 19-22 Juli2014




















1 komentar:

  1. mau tanya, di manakah kabar kini Jauhari Ali dan Andrean
    salam gumam asa

    BalasHapus

SILAKAN ANDA BERKOMENTAR!